Intinya, omicron tampaknya lebih bisa menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, sel-sel di tenggorokan. Jadi virusnya lebih mudah berkembang biak di sel-sel di tenggorokan daripada di sel-sel jauh di dalam paru-paru.
"Ini benar-benar hasil awal, tetapi studi menunjukkan arah yang sama," ujarnya.
Ketika virus menghasilkan lebih banyak sel di tenggorokan, itu akan membuatnya lebih mudah menular. Sebaliknya, virus yang menginfeksi jaringan paru-paru akan berpotensi lebih berbahaya tetapi kurang menular.
Sejumlah penelitian didasarkan oleh uji coba pada hewan. Meski demikian, studi penelitian tersebut belum ditinjau oleh para ilmuwan lain. Para peneliti dari Grup Penelitian Virologi Molekuler Universitas Liverpool menerbitkan pra-cetak pada Boxing Day.
Indonesia mencatat total kasus omicron menjadi 254 kasus, terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional dan 15 kasus transmisi lokal. Sehari sebelumnya, jumlah kasus Covid-19 terkait Omicron tercatat 162 orang.
“Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri," ungkap Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi, pada Selasa (4/1/2022).
Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisi pasien omicron ringan. Sebagian lain merupakan pasien tanpa gejala.
"Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen),” kata Nadia.