REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang kesulitan bangun setiap pagi. Barangkali mereka menekan tombol tunda alarm alias snooze setiap lima menit sampai detik terakhir lalu bangun dengan kesal, terjebak antara tidur dan terjaga.
Terapis dan life coach Claire Elmes punya rahasia agar itu tidak terjadi lagi. Jika Anda tengah mencoba untuk meningkatkan rutinitas pagi, kiat dari anggota Counselling Directory tersebut bisa membantu.
Pertama, Claire merekomendasikan untuk meninjau rutinitas tidur dengan bantuan buku harian. Dengan begitu, seseorang bisa melacak jam berapa dia biasanya bangun, jam berapa pergi tidur, dan berapa lama waktu tidur.
"Sebagian besar dari kita membutuhkan antara enam sampai 10 jam waktu tidur. Cari tahu berapa banyak tidur yang dibutuhkan/diinginkan kemudian pastikan bisa bangun pada waktu yang ditentukan," ujarnya.
Hal lain juga bisa dituliskan di catatan harian. Misalnya, apa saja yang dimakan sebelum tidur atau kapan berhenti mengakses gawai atau menonton televisi. Itu akan menunjukkan kebiasaan mana yang menunjang waktu tidur.
Tips kedua, jauhkan ponsel, alarm, atau jam beker dari jangkauan. Dengan begitu, seseorang harus bangun dari tempat tidur untuk mematikan alarm. Kedengarannya sederhana, tetapi biasanya orang bakal melanjutkan rutinitas pagi dan batal menekan tombol tunda.
Konsultan kesejahteraan emosional itu menyampaikan saran ketiga, yakni penumpukan kebiasaan yang baik untuk memulai rutinitas baru. Pertimbangkan pada malam sebelumnya, hal apa yang pertama kali ingin dilakoni ketika bangun.
Beberapa orang memutuskan pergi ke toilet, beberapa berpakaian, beberapa membuat kopi/teh. Temukan "kebiasaan langkah selanjutnya" versi Anda sendiri, misalnya beribadah atau menikmati suasana di pagi hari.
"Pada akhirnya satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas keputusan apakah akan kembali ke tempat tidur atau tidak adalah Anda sendiri," tutur Claire, dikutip dari laman Metro.uk, Senin (3/1).