Selasa 28 Dec 2021 09:56 WIB

Rangkuman Perkembangan Obat Terapi Covid-19 Sepanjang 2021

Beberapa obat antivirus oral menawarkan hasil baik dalam uji klinis melawan covid-19.

Pil eksperimental Molnupiravir. Para peneliti masih terus melakukan berbagai studi demi menemukan pengobatan untuk COVID-19.
Foto:

Antibodi AZD7442

Antibodi AZD7442 adalah kombinasi tixagevimab (AZD8895) dan cilgavimab (AZD1061). Antibodi yang diproduksi AstraZeneca untuk pencegahan COVID-19 ini mempertahankan aktivitas penetralan terhadap varian Omicron SARS-CoV-2 (B.1.1.529), menurut data praklinis terbaru. AZD7442 sendiri berasal dari sel B yang disumbangkan penyintas COVID-19.

Studi yang dilakukan para peneliti Badan POM Amerika Serikat (FDA), Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologis Amerika Serikat itu menunjukkan Inhibitory Concentration 50 (IC50) atau ukuran potensi dari suatu antibodi dalam menetralisir, ditemukan sebesar 171 ng/ml dan 277 ng/ml dalam dua tes konfirmasi yang berada dalam kisaran titer penetral pada penyintas COVID-19. IC50 AZD7442 untuk galur asli SARS-CoV-2 yang sebelumnya disebut galur Wuhan, masing-masing sekitar 1,3 ng/ml dan 1,5 ng/ml.

Ivermectin

FDA belum mengizinkan atau menyetujui ivermectin digunakan dalam mencegah atau mengobati COVID-19. Obat ini hanya disetujui untuk pengobatan infeksi akibat beberapa cacing parasit dan kutu kepala dan kondisi kulit seperti rosacea.

Data yang tersedia saat ini tidak menunjukkan ivermectin efektif melawan COVID-19. Uji klinis yang menilai tablet ivermectin untuk mencegah atau bisa menjadi bagian pengobatan COVID-19 pada manusia sedang berlangsung.

Penggunaan ivermectin sebenarnya dapat berinteraksi dengan obat lain, seperti pengencer darah. Seseorang juga dapat overdosis ivermectin yang ditandai mual, muntah, diare, hipotensi (tekanan darah rendah), reaksi alergi (gatal dan gatal-gatal), pusing, ataksia (masalah dengan keseimbangan), kejang, koma dan bahkan kematian.

 

Pakar penyakit menular dari University of Maryland, Amerika Serikat, Dr. Faheem Yunus menyatakan perlunya studi lebih luas dan mendalam sebelum menjadikan ivermectin sebagai obat terapi COVID-19. Menurut dia, obat ini tidak dapat menyembuhkan atau mencegah COVID-19 dan tidak memberikan banyak efek terhadap SARS-CoV-2.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement