REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kebahagiaan ibu menjadi salah satu kunci sukses proses perkembangan motorik hingga emosional anak. Namun, tekanan dan kecemasan yang dialami ibu semakin meningkat di masa pandemi, terutama dari segi finansial, kesehatan dan peran ganda ibu dalam mengurus rumah tangga serta perkembangan anak.
Permasalahan ekonomi dan kesulitan dalam menangani pengasuhan serta kegiatan sekolah anak dari rumah, dapat berdampak buruk bagi kesejahteraan mental ibu, seperti munculnya gejala depresi dan kecemasan. “Pada dasarnya semua jenis emosi ada manfaatnya dan boleh dialami secara wajar. Stres dibutuhkan untuk membuat kita lebih bersemangat,'' ujar psikolog klinis anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (23/12).
Namun jika stres berlebihan, kata Anna, hal ini tentu bisa merugikan anak, diri sendiri dan seluruh keluarga. ''Perlu diketahui, kondisi tubuh terkait erat dengan kondisi psikis, sehatkan tubuh untuk sehatkan fisik. Kuasai cara tenangkan diri, lakukan kebiasaan baik , jika masalah terus berlanjut maka konsultasikan kepada ahli,” ujar Anna.
Tidak hanya masalah rumah tangga, faktor internal lain seperti toxic positivity yang merupakan kondisi untuk selalu berpikir dan bersikap positif sangat mempengaruhi kondisi mental ibu. Dalam hal ini, ibu dituntut untuk terlihat sebagai sosok yang selalu bahagia dan memancarkan emosi positif.
Sedangkan, ibu yang berkeluh kesah karena kelelahan mengasuh anak kerap dipermalukan. Selain itu, faktor sandwich generation yang dialami ibu dalam mengasuh orang tua mereka beserta anak di waktu yang bersamaan juga sangat mempengaruhi.
“Kesadaran akan kesehatan mental ibu masih minim. Faktor lingkungan dan budaya turut mempengaruhi, sehingga ibu kerap kali mengabaikannya. Dukungan emosional dari lingkungan sekitar, khususnya keluarga di rumah sangat diperlukan ibu untuk menghadapi masa pandemi, terlebih agar ibu tidak merasa sendirian dan tetap semangat untuk mengasuh si kecil menjadi anak generasi maju,” tambah Anna Surti Ariani.
Melihat situasi yang dihadapi para ibu, dalam momen memperingati Hari Ibu, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia melalui Sahabat Bunda Generasi Maju (SBGM) menyelenggarakan webinar bagi para ibu dengan tema “Mengelola Emosi Positif Bunda dalam Pengasuhan si Kecil” sebagai wujud apresiasi, dukungan, serta edukasi untuk para ibu.
Head of Careline & Communities Danone SN Indonesia, Flora Pramasari mengungkapkan pihaknya bersama Sahabat Bunda Generasi Maju sangat memahami ibu memiliki peran sangat penting untuk anak dan keluarga.
''Kami meyakini, pengasuhan yang sehat agar anak dapat tumbuh menjadi generasi maju harus dimulai dari ibu yang sehat juga secara mental. Untuk itu, bertepatan dengan momen Hari Ibu, kami mengadakan webinar dengan mengangkat tema tentang ‘Mengelola Emosi Positif Bunda dalam Pengasuhan si Kecil’ untuk menjadi wadah edukasi, konsultasi, dan berbagi antara para bunda bersamaan dengan para narasumber ahli,'' kata Flora.
Acara ini juga bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi para bunda yang telah gigih mengemban peran ganda dalam mengasuh anak dan mengurus segala pekerjaan rumah tangga selama ini. ''Tidak hanya itu, kami berharap terbentuk juga kerekatan antara SBGM dan Bunda melalui kegiatan ini dan berbagai layanan Call Center SBGM yang hadir selama 24 jam,” lanjut Flora Pramasari.