Selasa 21 Dec 2021 21:31 WIB

Betulkah Konsumsi Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskuler?

Ada stigma yang mengaitkan konsumsi susu dengan risiko penyakit kardiovaskular.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi minum susu. Konsumsi susu di usia dewasa tidak terkait dengan penyakit kardiovaskular.
Foto:

Di Amerika, menurut Prof Ali, bayi baru lahir hingga usia dua tahun wajib minum air susu ibu (ASI) dan setelahnya sudah boleh mengonsumsi susu yang sama dengan orang tuanya. Biasanya, dalam sebuah keluarga berlangganan susu murni kemasan galon.

"Kalau di Indonesia banyak jenis susu, itu karena ada tambahan zat gizi yang disebut fortifikasi, misalnya untuk anak-anak usia sekolah maka ditambahkan omega 3, maka jadilah susu dengan DHA, susu dengan EPA," ungkap Prof Ali.

Menurut Prof Ali, ada kesalahpahaman di masyarakat mengenai susu tertentu yang dianggap lebih bagus daripada yang lain. Hal itu sebenarnya pandangan yang kurang pas sebab pada dasarnya tidak ada susu untuk orang tua atau anak muda.

"Kita tahu pembentukan kalsium di tubuh kita itu optimal sampai usia 30 tahun, minum susu harus terus dilakukan. Jangan sampai baru usia lima tahun sudah berhenti," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement