Selasa 21 Dec 2021 06:18 WIB

Debat tentang Vaksin Covid-19 Bisa Bikin Hubungan dengan Pasangan Renggang

Pasangan dapat memiliki pandangan berbeda tentang vaksin Covid-19.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Perdebatan tentang vaksin Covid-19 bisa membuat hubungan pasangan menjadi renggang (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Perdebatan tentang vaksin Covid-19 bisa membuat hubungan pasangan menjadi renggang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdebatan tentang vaksin Covid-19 ditengarai berpotensi membuat hubungan dengan pasangan renggang. Argumen bisa mengenai perlu tidaknya anggota keluarga melakukan vaksinasi Covid-19, terutama vaksin untuk anak yang masih jadi wacana.

Kepala Eksekutif Asosiasi Konselor Australia, Philip Armstrong, mengatakan, pasangan dapat memiliki pandangan berbeda. Jika masing-masing terus mempertahankan pendirian berlainan itu, hubungan mereka bisa berada dalam risiko.

Baca Juga

Data dari Universitas Melbourne mengungkap, sekitar delapan persen warga Queensland menolak divaksinasi. Selain itu, terdapat enam persen penduduk yang masih ragu. Apabila orang tua termasuk dalam kelompok ini, tentunya turut berimbas pada anak.

Armstrong mencontohkan, selisih pendapat biasanya karena profesi berbeda. Ada pasangan yang salah satunya memiliki profesi di mana vaksin merupakan keharusan, sementara yang lain tidak. "Dari yang saya lihat dan jumpai, ini tidak terbatas hanya pada kelompok sosial dan ekonomi tertentu," ujarnya.

Konselor senior Valerie Holden dari Queensland, Australia, menyampaikan, beberapa hubungan tidak bertahan akibat perdebatan. Kondisi demikian biasanya terjadi karena masing-masing pihak dalam hubungan enggan berkompromi.

Guna menghindari keretakan hubungan, Holden menganjurkan saling memahami posisi satu sama lain dalam diskusi mengenai vaksin Covid-19. Apabila anak-anak terlibat, jadikan itu sebagai fokus diskusi supaya bisa membuat keputusan yang paling baik untuk buah hati.

"Jika Anda dapat berbicara tentang ketakutan Anda, berbicara tentang perasaan dan emosi Anda tentang itu, dan memahami dari mana sumbernya, saya yakin bisa tumbuh semacam pemahaman," kata Holden, dikutip dari laman abc.net, baru-baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement