Kamis 16 Dec 2021 18:54 WIB

Kesalahan Diet Berbekal Google

Banyak orang melakukan diet dengan mencari informasi dari Google.

Diet (ilustrasi). Banyak orang mencari informasi diet lewat Google, namun tak tahu mana yang sebetulnya baik untuknya.
Foto: Flickr
Diet (ilustrasi). Banyak orang mencari informasi diet lewat Google, namun tak tahu mana yang sebetulnya baik untuknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO dan founder dari lightHOUSE dr Grace Judio memetakan ada kesalahan yang paling banyak dilakukan seseorang saat sedang menjalani program diet. Ia menyebut, tidak memahami informasi diet secara tepat adalah kesalahan terjamak.

"Kalau lihat dari pasien secara umum, sebetulnya lebih ke arah dia mendapatkan informasi dari Google. Jadi dia search lha ya. Dan informasi itu 1001 banyaknya, dia juga tidak tahu apa yang tepat untuk dirinya," ungkap Grace saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

"Jadi misalnya ini sehat, tapi sehat belum tentu membantu menurunkan berat badan. Kemudian ada juga istilah-istilah seperti gluten free, dia kira itu bisa membantu untuk menurunkan berat badan. Padahal, tidak," sambungnya.

Lebih lanjut, Grace juga menjelaskan bahwa orang sering kali langsung mengikuti diet orang lain yang sudah berhasil menurunkan berat badannya. Padahal, pola diet dari setiap orang tidaklah sama.

Oleh sebab itu, wajar jika sebuah metode diet cocok untuk seseorang namun tidak berhasil untuk diri sendiri. Tak hanya itu, Grace juga memaparkan bahwa selain kesalahan saat melakukan program diet, ada pula beberapa kecenderungan yang banyak dialami.

Grace mencontohkan bulimia. Pelaku bulimia sengaja memuntahkan makanannya karena merasa bersalah setelah mengonsumsi makanan.

"Selain itu ada kecenderungan juga. Yang paling banyak adalah tendency eating disorder. Kalau yang berat kita bisa langsung tahu dan ditanganinya itu super khusus, misalnya seperti bulimia," kata Grace.

Oleh karena itu, Grace menyarankan untuk tidak sembarangan melakukan program diet. Untuk melakukan diet yang sehat dan sesuai dengan tubuh masing-masing, sebaiknya berkonsultasi terlebih dulu terhadap ahli gizi hingga psikolog.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement