REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya influencer yang berbagi tips pola makannya sedikit banyak telah memengaruhi gaya hidup para pengikutnya. Isu gangguan makan pun mengemuka hingga platform media sosial populer seperti TikTok dan Instagram didesak untuk mengatasinya melalui moderasi konten.
"Media sosial secara umum tidak menyebabkan gangguan makan, namun dapat berkontribusi pada gangguan makan," kata Chelsea Kronengold, juru bicara Asosiasi Gangguan Makan Nasional, dikutip dari Indian Express, Senin (15/11).
Asosiasi tersebut menyarankan perusahaan media sosial untuk menghapus konten yang secara eksplisit mempromosikan gangguan makan. Asosiasi sekaligus menawarkan bantuan kepada pengguna untuk meningkatkan kesadaran mereka.
"Ini menjadi masalah, terutama ketika orang menemukan konten yang dapat dirugikan atau tidak ingin melihatnya," kata Kronengold.
Seorang Youtuber bernama Eugenia Cooney (27 tahun) menjadi salah satu contoh bagaimana influencer menjadi sorotan terkait gangguan makan. Perempuan berusia 27 tahun itu membagikan benda fashion dan kosmetik favoritnya di setiap konten yang dibuatnya.
Alih-alih membuat warganet antusias terhadap hobinya, unggahan Cooney justru bikin orang khawatir. Pengikutnya di media sosial mengkhawatirkan kondisi tubuh Cooney yang sangat kurus.
Cooney yang memang pernah bicara perjuangannya terkait gangguan makan dalam sebuah wawancara memang tidak blak-blakan mendorong orang mengikutinya. Namun, dia tetap dianggap secara tidak langsung mempromosikan gangguan makan kepada kaum muda.
Lebih dari 53 ribu orang menandatangani petisi pada Januari yang meminta platform media sosial untuk menghapus konten Cooney. Menanggapi hal tersebut, Cooney menyebut, semua orang memiliki hak untuk membuat video dan mengunggah foto diri mereka sendiri.
"Terhadap saya, orang akan selalu berusaha mengubahnya menjadi hal yang buruk," kata Cooney pada Agustus lalu.