Sabtu 13 Nov 2021 17:24 WIB

Diet Rendah Garam, Seperti Apa Strateginya?

Jangan serta merta menyingkirkan garam dalam diet harian.

Membubuhi garam pada makanan. Saat makan di luar, minta penjual tidak menggunakan garam sama sekali pada masakan. Bubuhi sendiri ketika sudah dihidangkan agar konsumsi garam bisa lebih terkontrol.
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Membubuhi garam pada makanan. Saat makan di luar, minta penjual tidak menggunakan garam sama sekali pada masakan. Bubuhi sendiri ketika sudah dihidangkan agar konsumsi garam bisa lebih terkontrol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi makanan dengan kandungan garam yang terlalu tinggi berisiko menyebabkan berbagai penyakit. Orang akan rentan penyakit degeneratif, seperti hipertensi, strok, hingga gagal jantung akibat asupan garam berlebih.

Sebaliknya, jika kekurangan, efeknya pada tubuh juga tidak baik. Orang bisa mengalami gangguan fungsi otot dan saraf hingga gangguan kontrol gula darah akibatnya.

Baca Juga

Guru Besar Keamanan & Gizi Pangan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Ahmad Sulaeman mengingatkan agar tidak serta merta mengihilangkan garam dari konsumsi sehari-hari. Sebab, tubuh masih memerlukan asupan garam untuk menjaga keseimbangan elektrolit pada tubuh.

Prof Ahmad mengatakan, salah satu tips melakukan diet rendah garam adalah menggunakan alternatif garam. Apa alternatifnya?

"Ganti garam dengan bumbu umami dengan takaran secukupnya," kata Profesor Ahmad dalam jumpa media virtual pada Jumat (12/11).

Rasa umami merupakan rasa dasar kelima yang ditemukan setelah asin, manis, asam, dan pahit. Umami dikenal sebagai rasa gurih.

Rasa umami dapat ditemukan dari berbagai bahan makanan, seperti jamur, tomat, hingga terasi. Rasa gurih timbul karena mengandung asam amino glutamat.

"Penguat rasa, seperti monosodium glutamat, MSG juga merupakan sumber rasa umami," tutur Prof Ahmad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement