Setelah pemberian satu dosis tambahan vaksin rekombinan adenovirus vektor SARS-CoV-2 buatan CanSino didapati hasil bahwa antibodi penetral pseudovirus terhadap omicron hanya akan mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan strain asli virus penyebab Covid-19. Penyuntikannya dilakukan sebagai booster setelah dua dosis vaksin inaktif.
Hal itu menunjukkan bahwa efektivitas vaksin dalam menghadapi omicron hanya sedikit lebih rendah daripada menghadapi varian awal, demikian menurut studi tersebut. Namun, tingkat antibodi penetral terhadap omicron bagi orang yang mendapat suntikan CanSino 10 kali lipat lebih tinggi daripada suntikan tiga dosis vaksin inaktif.
"Kami sedang mengembangkan vaksin baru yang dapat mencegah omicron," kata manajemen CanSino seperti dikutip Global Times.
Hingga saat ini, otoritas kesehatan China mendeteksi dua kasus omicron, masing-masing di Tianjin dan Guangzhou, yang semuanya dikategorikan sebagai kasus impor. Sementara itu, Indonesia juga telah mengonfrimasikan kasus pertama varian omicron pada Kamis (16/12).