Kamis 02 Dec 2021 23:02 WIB

Tes Darah Kini Bisa Bantu Mendiagnosis Depresi dan Bipolar

Tes darah bahkan bisa membedakan gejala depresi dan bipolar.

Tes darah bahkan bisa membedakan gejala depresi dan bipolar.
Foto:

Profesor Ian Hickie, co-direktur kesehatan dan kebijakan di Pusat Otak dan Pikiran Universitas Sydney, juga berpendapat bahwa menemukan satu algoritma yang berlaku untuk semua pasien gangguan mood tampak tidak mungkin. Hal ini karena gangguannya sangat individual dan didasarkan pada presentasi klinis pada berbagai tahap kehidupan.

“Sistem apa yang sebenarnya terganggu? Bagaimana mereka diwakili? Apa saja penandanya yang bisa Anda deteksi? Dan apa kombinasi perawatan biologis, perilaku, dan perawatan lain yang memperbaiki situasi dan kemudian membuat Anda tetap sehat?,” katanya.

Namun menurutnya, semua temuan ini dapat digunakan bersama dengan penilaian klinis untuk diagnosis dan pengobatan yang lebih akurat serta konklusif. Pengujian objektif menjadi sangat penting bagi pasien yang menjalani proses diagnosis yang sangat lamban saat ini. Khususnya untuk gangguan bipolar, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan rangkaian gejala yang lengkap.

Psikiater Sydney, Dr Sonia Kumar, mengatakan cukup sering gangguan bipolar pertama kali bermanifestasi sebagai depresi, dengan gejala yang muncul kemudian. Jika ada tes biologis yang dapat memperjelas variabel-variabel ini bersama dengan penilaian klinis, kata Kumar, dokter dapat memulai pengobatan yang akurat lebih awal. Sehingga dapat mengurangi banyak penderitaan bahkan sebelum hal itu terjadi.

Rekan penelitian Katrin Inci percaya bahwa diagnosis dini gangguan bipolarnya tidak hanya dapat menyelamatkan tahun-tahun penderitaannya yang belum terselesaikan, tetapi juga keparahan episode yang meningkat setelah diagnosis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement