Kamis 02 Dec 2021 12:02 WIB

5 Mitos Seputar HIV-AIDS

Ada sejumlah mitos yang berkembang soal HIV-AIDS, termasuk soal cara penularannya.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Rapid test HIV/AIDS. Mitos seputar HIV-AIDS mencakup penularan hingga pengobatannya.
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Rapid test HIV/AIDS. Mitos seputar HIV-AIDS mencakup penularan hingga pengobatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia di seluruh dunia. Peringatan tersebut diakui oleh PBB dan bertujuan untuk menyebarkan kesadaran tentang kondisi AIDS.

HIV telah muncul sebagai epidemi selama bertahun-tahun dan menurut UNAIDS, 7,7 juta jiwa berisiko meninggal akibat AIDS. Berikut ini adalah mitos-mitos mengenai penyakit tersebut, dilansir Times Now News pada Kamis (2/12).

Baca Juga

Mitos 1: Orang heteroseksual tidak rentan terhadap HIV

Fakta: Orientasi seksual seseorang tidak dapat menentukan kerentanan mereka terhadap HIV/AIDS. Hubungan seksual dengan orang HIV-positif tanpa memandang jenis kelamin mereka dapat menyebabkan penularan penyakit. Oleh karena itu, mempraktikkan seks aman direkomendasikan oleh para ahli di seluruh dunia.

Mitos 2: HIV AIDS dapat menyebar melalui sentuhan

Fakta: Ini adalah salah satu mitos paling umum yang menyebabkan meluasnya perlakuan buruk terhadap orang yang menderita HIV. Penting untuk diketahui bahwa HIV tidak menyebar melalui sentuhan. 

Penyakit ini hanya dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Cara penularan lainnya termasuk mengandung, melakukan hubungan seksual, dan berbagi jarum suntik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement