Senin 15 Nov 2021 17:07 WIB

Pandemi Membuat Vaksinasi Campak Terhambat

Bukan saja di Indonesia, vaksinasi campak juga terhambat di seluruh dunia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah di SDS Dian Kencana, Jalan BKR, Kota Bandung, Kamis (12/11). Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah dengan memberikan vaksin, Campak, Rubella, Difteri Tetanus dan Tetanus Difteri guna meningkatkan kesehatan dan terhindar dari penyakit.
Foto:

Hinky khawatir wabah campak bisa kembali terjadi. Ia mengatakan, fenomena ini sama seperti yang terjadi di Papua beberapa tahun lalu, sebelum kampanye vaksin campak-rubella (measles rubella/MR) dilakukan pada 2017 dan 2018 lalu.

Terkait akibat jika tertular penyakit campak jerman (Rubella), Hinky mengakui dampaknya tidak separah campak yang bisa berakibat fatal. Ia menjelaskan, rubella bisa mengakibatkan cacat janin ketika menyerang ibu hamil.

"Itu akan jadi beban orang tua dan negara," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mewaspadai munculnya wabah berbahaya seperti campak dan polio yang bisa bangkit kembali di masa pandemi Covid-19. Hampir 23 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi rutin pada tahun lalu.

Campak merupakan salah satu penyakit paling menular di dunia. Kesenjangan dalam cakupan vaksinasi telah menimbulkan "badai yang sempurna", menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular saat banyak negara melonggarkan pembatasan Covid-19, kata WHO dan Unicef dalam sebuah laporan tahunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement