Senin 15 Nov 2021 14:48 WIB

Kasus Covid-19 Melandai, Harapan Baru Penanganan TBC

Penanganan TBC sempat terhambat oleh pandemi Covid-19.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien tuberkulosis (TBC) melihat hasil ronsen dadanya. Indonesia, India, China, menjadi tiga negara penderita TBC terbesar dunia.
Foto:

Di Indonesia, ada sekitar 845 ribu kasus TBC dari 271 juta penduduk. Rata-rata kematian mencapai 96 ribu kasus.

Sejumlah analisis dari South East Asia Regional WHO menyebutkan bahwa penyebab dari terhambatnya percepatan penanggulangan TBC adalah tidak optimalnya penemuan kasus, terutama di daerah-daerah. Itu terjadi karena ada kekhawatiran akan tertular Covid-19 dan laboratorium sibuk menangani Covid-19 sehingga berkurang dalam menangani TBC.

Selanjutnya, ketersediaan obat di beberapa tempat bermasalah. Perawatan dan monitoring pasien TBC terhambat karena pasien tidak berani datang ke fasilitas kesehatan.

Sebagai contoh, program TBC di provinsi Jawa Barat selama pandemi Covid-19 mengalami hambatan. Sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami kekurangan suplai masker N95 dan sarung tangan untuk tenaga kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr R Nina Susana Dewi menilai, hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan kabupaten/kota dalam menghadapi Covid-19 dan melanjutkan program TBC belum cukup. Terlebih lagi pandemi Covid-19 merupakan penyakit baru dan tak ada yang punya pengalaman dalam mengatasinya.

Tidak hanya itu, kapasitas rawat inap untuk pasien TBC juga mengalami kekurangan. Sebab, ruang isolasi di beberapa rumah sakit rujukan TBC belakangan digunakan untuk perawatan pasien Covid-19.

"Fasilias kesehatan juga membatasi layanan kontak langsung dengan pasien, kemudian jumlah kunjungan terduga TBC ke Faskes berkurang karena kekhawatiran masyarakat tertular Covid-19," tutur dr Nina.

Dalam menanggulangi masalah tersebut diperlukan upaya yang komprehensif agar TBC dan Covid-19 bisa ditanggulangi bersama-sama. Prof Tjandra menyebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menanggulangi TBC dan Covid-19 berbarengan dengan penatalaksanaan yang sama, antara lain melakukan pengujian, pelacakan, surveilans, kontrol dan pencegahan infeksi, dan komunikasi risiko.

"Kita mesti ingat bahwa masalah kesehatan bukan hanya TBC ada juga masalah lain yang perlu ditanggulangi bersama-sama. Kita punya program yang ada di depan mata, barangnya sudah ada, cara diagnosisnya sudah jelas, cara pengobatannya sudah jelas, marilah kita sama-sama dalam melakukan upaya agar TBC ini bisa kita kendalikan di waktu mendatang," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement