Senin 15 Nov 2021 08:03 WIB

Influencer Marak Promosi Diet tak Sehat di Media Sosial

Media sosial disarankan hapus konten yang secara eksplisit promosikan gangguan makan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Media sosial (Ilustrasi). Banyak konten yang mempromosikan gangguan makan beredar di media sosial.
Foto:

Di Twitter, tidak sedikit pembuat konten yang secara rutin membagikan saran untuk diet ketat dan mendorong pola makan tidak teratur. Mengatasi itu, algoritma Twitter secara otomatis akan merekomendasikan topik lainnya, seperti "model fashion", "aplikasi & pelacak kebugaran", "makan penuh perhatian", dan "video olahraga".

"Meskipun kami menghapus konten yang melanggar kebijakan kami tentang bunuh diri dan menyakiti diri sendiri, kami juga mengizinkan orang untuk berbagi perjuangan mereka atau mencari bantuan," kata juru bicara Twitter.

Di Snapchat, banyak pengguna yang sering membentuk obrolan grup dan didedikasikan untuk mendorong satu sama lain secara pribadi untuk mencapai gangguan makan. Beberapa obrolan difokuskan untuk memberikan umpan balik negatif, pada dasarnya menindas peserta karena tidak memenuhi tujuan diet mereka. 

Kepada The New York Times, Snapchat mengatakan akan melarang istilah yang terkait dengan obrolan grup digunakan dalam nama tampilan pengguna, nama obrolan grup, dan pencarian. Perusahaan sebelumnya memblokir sejumlah istilah umum yang terkait dengan gangguan makan dan memberikan saran untuk sumber daya.

Tren gangguan makan telah banyak dibicarakan di internet. Bahkan diketahui telah banyak grup dan komunitas yang dibuat oleh pejuang gangguan makan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement