REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru dari Samsung Electronics mengungkapkan bahwa anak muda di kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu kelompok pengguna kecerdasan buatan (AI) paling aktif di dunia. Survei menunjukkan, hampir 9 dari 10 anak muda sudah menggunakan AI dalam rutinitas sehari-hari.
Survei ini melibatkan 884 responden berusia 13 hingga 24 tahun di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Hasilnya mengungkapkan bahwa AI telah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka, mulai untuk keperluan belajar (78 persen), kreativitas (56 persen), hingga mendapatkan informasi terbaru (38 persen).
"Sekitar 60 persen responden juga mengakses layanan AI melalui perangkat mobile. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, karena semakin banyak anak muda yang mengharapkan perangkat seluler menjadi mode akses mereka ke AI pada masa depan," kata CU Kim, Presiden dan CEO Samsung Electronics untuk Asia Tenggara dan Oseania, dilansir laman Samsung, Selasa (29/4/2025).
Meski telah banyak menggunakan AI, sebanyak 81 persen responden menyadari ada beberapa pekerjaan yang akan hilang karena digantikan oleh AI. Namun, sebanyak 65 persen responden percaya bahwa AI akan menciptakan peluang pekerjaan baru. Kesadaran ini mendorong 70 persen pemuda untuk mengembangkan keterampilan mereka bahwa bidang pekerjaan mereka kemungkinan akan mengalami perubahan besar akibat AI.
Survei juga menemukan bahwa media sosial menjadi pengaruh terbesar dalam mendorong penggunaan AI di kalangan muda (77 persen), diikuti oleh perusahaan teknologi (73 persen), serta saudara kandung (57 persen). "Investasi berkelanjutan dalam pendidikan AI dan infrastruktur sangat penting untuk memastikan akses yang adil terhadap manfaat revolusi AI," demikian pernyataan Samsung.