Bersama-sama, di toko, mereka mencoba menemukan kebenaran tentang selfie dan tentang malam di pesta dengan meretas ponsel siswa. Wregas mengatakan, ia membuat cerita ini didasari dari kisah para penyitas kekerasan seksual untuk mendapatkan keadilan dan tempat guna menyelesaikan masalah itu.
"Basis utamanya adalah peristiwa kekerasan seksual ketika penyitas tidak mendapatkan tempat untuk bicara dan keadilan dalam mengurus kasus yang ia alami. Cerita-cerita tersebut saya rangkai dalam genre suspense, guna mencari misteri siapa pelakunya," katanya.
Wregas menyebut, film ini akan dirilis pada Januari 2022 di layanan streaming (over the top/OTT). Menurutnya, layanan streaming memberikan ruang yang lebih luas lagi untuk menyampaikan pesan tentang kekerasan seksual yang ia angkat.
"Film ini mengandung statement kuat untuk membuat para penyitas kekerasan seksual berdaya, dan menyebarluaskan pesan untuk kita sama-sama melawan, mengingat kekerasan seksual tidak hanya terjadi di Indonesia," ujar Wregas.