Selasa 09 Nov 2021 15:03 WIB

Pil Antivirus dan Vaksin, 2 Senjata Melawan Covid-19?

Epidemiolog mengatakan vaksin tetap diperlukan meski sudah ada pil antivirus covid-19

Rep: Rizky Suryarandika/Puti Almas/Febryan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Obat Covid-19 palsu (ilustrasi).
Foto:

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane menilai, rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membeli satu juta tablet obat Covid-19 Molnupiravir tidaklah urgent. Sebab, pasien bergejala ringan tak membutuhkan obat.

Menurut dia seharusnya Kemenkes fokus menyediakan obat untuk pasien bergejala berat sehingga bisa mengurangi angka kematian.Masdalina menjelaskan, pasien dengan gejala ringan tak memerlukan obat untuk pulih dari infeksi korona. Pemulihannya cukup dengan menjaga pola makan, jangan stres, olahraga, dan tingkatkan imun dengan meminum suplemen. Jika gejala memburuk, segera rujuk ke rumah sakit.

"Jadi, tidak ada urgensinya orang tanpa gejala dan gejala ringan diberi obat itu (Molnupiravir)," kata Masdalina kepada Republika.co.id, Senin (8/11).

Terbaru, peneliti di China berhasil mengembangkan obat covid-19. Beberapa obat antibodi yang menetralisir virus muncul sebagai kandidat yang menjanjikan dalam uji klinis. 

Menurut ahli biokimia Sunney Xie, tim peneliti telah menemukan antibodi penetral spektrum penuh yang telah menangani semua varian baru yang diketahui dalam eksperimen laboratorium. Antibodi ini dikenal DXP-604, yang sangat kuat sehingga kemungkinan akan mengobati mutasi Covid-19 apapun. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement