Hasil pemindaian itu mengonfirmasi bahwa ekor bayi tidak melekat pada sistem sarafnya. Operasi pengangkatan ekor berjalan sukses.
Jurnal tersebut kemudian mengklasifikasikan ekor manusia sebagai pseudo-tails atau true tails. True tails merepresentasikan kekuatan sisa ekor embrio yang terbentuk antara minggu keempat dan kedelapan kehamilan, yang terdiri dari jaringan adiposa dan ikat, pembuluh darah, otot, dan serabut saraf.
Baby born with 12 cm-long ‘human tail’ in Brazil; scientists release pictures https://t.co/Q06pvULLke
— The Tribune (@thetribunechd) November 6, 2021
Sementara pseudo-tails adalah tonjolan yang pada dasarnya terdiri dari jaringan adiposa atau tulang rawan dan adanya elemen tulang. Sebuah laporan juga menyebut bahwa terkadang orang tua kerap mengira bayi mereka lahir dengan ekor asli.
Padahal, sebenarnya itu ekor palsu yang biasanya merupakan gejala kelainan tulang ekor atau spina bifida. Para ahli memperkirakan, nenek moyang manusia memiliki beberapa bentuk ekor, namun seiring evolusi, ekor tersebut tidak lagi tumbuh.