REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi mengungkap bahwa tingkat kesadaran pria dalam mendeteksi dini kanker prostat masih rendah. Studi oleh Genesis Care dan Prostate Cancer Research menemukan, sebanyak 78 persen dari 2.000 pria dewasa tidak menyadari gejala fisik yang dapat mengindikasikan suatu masalah kesehatan prostatnya.
Sepertiga (34 persen) responden pria yang telah didiagnosis kanker prostat mengakui bahwa pasangan merekalah yang mengingatkan potensi penyakit. Lalu, 35 persen lainnya mengatakan, pasangan mereka yang membujuk untuk berkonsultasi dengan dokter.
Tidak hanya itu, peneliti juga menemukan bahwa 39 persen pria yang telah didiagnosis kanker prostat kerap menemui seseorang yang mereka kenal yang juga memiliki penyakit sama untuk memotivasinya menemui dokter. Meski begitu, 86 persen responden sadar bahwa deteksi dini kanker dapat menyelamatkan nyawa.
"Penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa keengganan pria untuk menemui dokter bukan hanya stereotip. Saya berharap membaca ini akan mendorong pria untuk mengendalikan kesehatan mereka dan jika mereka memiliki kekhawatiran, temui saja dokter umum," kata Dominic Littlewood, pembawa acara TV dan penyintas kanker prostat.
Studi itu juga mengungkap, pria kurang percaya diri saat harus menemui dokter. Sebanyak 28 persen dari mereka merasa tidak nyaman bertanya kepada profesional medis atau mendiskusikan gejala yang dirasakannya.
Sementara itu, 43 persen dari mereka yang disurvei melalui OnePoll tidak suka bertanya tentang pilihan perawatan yang tersedia bagi mereka. Ini karena mereka merasa terintimidasi (38 persen) dan khawatir dokter tidak akan menjelaskan apa yang mereka maksud (27 persen).
Menanggapi studi ini, konsultan ahli bedah urologi di Genesis Care, Philip Charlesworth yang telah bertahun-tahun merawat penderita kanker prostat mengatakan bahwa kurangnya edukasi yang signifikan tentang kanker prostat bisa menyebabkan keterlambatan perawatan. Ia menyebut, pasangan atau teman memang sering menjadi orang yang mendorong pria untuk menemui dokter umum.
"Padahal, diagnosis dini bisa mengarah pada pilihan pengobatan yang lebih besar dan hasil yang lebih baik," kata dia, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (2/11).
Baca juga : Vaksinasi Flu dan Covid-19 Anak Bersamaan, Bolehkah?