Kamis 21 Oct 2021 18:09 WIB

Cara Mengenali Telur Mulai Membusuk

Telur yang membusuk terkontaminasi bakteri dan bisa sakit parah bila mengonsumsinya.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Telur yang membusuk terkontaminasi bakteri dan bisa sakit parah bila mengonsumsinya.
Foto: Pixabay
Telur yang membusuk terkontaminasi bakteri dan bisa sakit parah bila mengonsumsinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telur bisa menjadi tambahan kaya protein untuk pola makan sehat. Kandungan telur cukup bergizi dan rasanya juga lezat. 

Namun, para ahli mengingatkan beberapa telur bisa terkontaminasi bakteri berbahaya sehingga dapat menyebabkan seseorang sakit parah jika mengonsumsinya.

Baca Juga

"Meskipun kebanyakan orang akan pulih dari penyakit bawaan makanan dalam waktu singkat, beberapa dapat mengembangkan masalah kesehatan kronis, parah, atau bahkan mengancam jiwa," jelas laporan keamanan telur yang diterbitkan oleh Food and Drug Administration (FDA) AS. 

Keselamatan orang sangat bergantung pada tindakan pencegahan keamanan sederhana. Periksa telur dan kenali tanda-tanda pembusukan, apakah telur masih layak dikonsumsi atau tidak.

Tanda pertama, coba libat warna dari putih telur. Menurut Departemen Pertanian AS (USDA), penting untuk segera membuang telur jika putih telur tampak sudah berwarna "merah muda atau mutiara". Perubahan warna, kendati agak samar, dapat mengindikasikan pembusukan akibat bakteri Pseudomonas. Menurut para ahli, ini adalah jenis pembusukan yang paling sering terjadi pada telur dan mengkonsumsi telur yang tercemar bakteri tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan.

Para ahli di Egg Safety Center mengatakan bakteri ini menghasilkan pigmen kehijauan, fluoresen, larut dalam air dalam putih telur. Pembusukan pseudomonas juga dapat menyebabkan perubahan nyata lainnya pada telur.

Selain mengawasi warna merah muda atau warna-warni, satu penelitian mengatakan ada tanda-tanda lain bahwa telur terkontaminasi bakteri Pseudomonas. Telur basi mengeluarkan bau tak sedap yang berbeda seperti asam, apek, atau seperti buah. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Poultry Science, perubahan warna putih telur terkadang juga tampak hijau, mencair, menjadi berserat atau lapisanmya berwarna keputihan dan kemudian kecoklatan. 

“Itu terbentuk pada kuning telur," kata peneliti, dilansir dari BestLife, Kamis (21/10).

Sementara beberapa variasi warna dapat menandakan pembusukan, namun warna lain bisa dibilang masih relatif sangat aman.  Putih telur yang keruh (albumen), misalnya, menjadi pertanda telur itu sangat segar. 

Putih telur yang jernih merupakan indikasi telur itu menua, menurut USDA. Warna kuning telur bervariasi dalam nuansa kuning tergantung pada pola makan ayam. Jika ayam makan banyak pigmen tumbuhan kuning-oranye, maka kuning telur akan menjadi lebih gelap. Selain itu, normal untuk melihat sedikit warna merah pada telur. 

“Bintik merah disebabkan oleh pecahnya satu atau lebih pembuluh darah kecil di kuning telur pada saat ovulasi. Ini tidak menunjukkan telur tidak aman,” kata para ahli USDA.

Seseorang dapat menghindari infeksi dengan mengambil tindakan pencegahan keamanan. Meskipun makan telur busuk dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan yang serius, namun penanganan yang aman dapat membantu meminimalkan risiko. Menurut Deana R. Jones, PhD, ahli teknologi makanan penelitian di Pusat Penelitian Unggas Nasional USDA, upaya pendinginan, cuci tangan, dan perawatan untuk mencegah kontaminasi silang, bisa dilakukan untuk mencegah risiko. Saran ini juga sama halnya diterapkan di komoditas pertanian mentah lainnya.

Jones merekomendasikan untuk menyimpan telur di dalam karton. Atau di rak di dalam lemari es sekaligus hindari terlalu sering membuka dan menutup pintu lemari es untuk menjaga suhu tetap di sekitar 7,2 celcius atau di bawah itu agar dapat mengurangi risiko pembusukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement