Rabu 20 Oct 2021 15:39 WIB

Gaya Hidup Selama Pandemi Pengaruhi Risiko Osteoporosis

Osteoporosis tidak hanya berisiko bagi mereka yang sudah lanjut usia.

Gaya hidup selama pandemi pengaruhi risiko osteoporosis (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Gaya hidup selama pandemi pengaruhi risiko osteoporosis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), dr Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, mengatakan perubahan gaya hidup saat pandemi Covid-19 turut memengaruhi risiko osteoporosis. Selama pandemi, banyak orang mengalami keterbatasan aktivitas, lalu pola makan juga berubah, dan perhatian banyak fokus kepada pandemi. 

"Itu menyebabkan risiko (osteoporosis) karena adanya perubahan tersebut," kata dr Bagus dalam jumpa pers daring, dikutip pada Rabu (20/10).

Saat disinggung mengenai apakah kurang aktif bergerak, terutama di masa pandemi di mana mobilitas dibatasi, menjadi faktor utama dalam kenaikan risiko tersebut, dr Bagus mengatakan, memang penting bagi manusia terlepas dari usianya untuk aktif menggerakkan tubuh demi meminimalisir kemungkinan tersebut. "Mobilitas terhambat, tapi usahakan untuk bergerak di rumah atau di dalam ruangan. Olahraga teratur tidak hanya memperkuat tulang, mencegah kemungkinan osteoporosis, tapi juga memperbaiki keseimbangan tubuh," ujar dokter yang menamatkan pendidikannya di Universitas Brawijaya, Malang tersebut.

Dr Bagus mengingatkan, osteoporosis tidak hanya berisiko bagi mereka yang sudah lanjut usia (lansia). Penting bagi masyarakat terutama generasi muda untuk memahami bahwa osteoporosis dan penyakit tulang lainnya bisa dicegah sedari dini dengan gaya hidup sehat.

Dia mengatakan, osteoporosis bisa dicegah jika kita memulai gaya hidup sehat sejak dini. "Mulai dari masa kanak-kanak, di mana kita harus mencapai massa tulang puncak yang tinggi. Kalau nutrisi tidak bagus, dan kita jarang bergerak, kebiasaan itu perlu diubah. Biasakan untuk hidup sehat dan asup diri dengan nutrisi yang baik," ujarnya.

Dr Bagus melanjutkan, semua orang memiliki takaran dan cara olahraga yang tepat dan teratur. "Rutin latihan fisik dengan intensitas sedang sampai berat selama 30-60 menit dalam tiga hingga lima kali dalam sepekan untuk mengurangi risiko osteoporosis terutama di bagian yang paling mudah keropos yaitu pergelangan tangan, pangkal paha, dan yang di tulang belakang bagian bawah," jelasnya.

"Selain olahraga, osteoporosis dapat dicegah dengan mengonsumsi kalsium yang cukup yaitu 1.000 mg per hari (1.200 mg per hari untuk lansia), vitamin D 600 IU, protein, kalium, kolagen dan mineral," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement