Selasa 12 Oct 2021 19:00 WIB

Mi Petai Cina Alternatif untuk Penderita Diabetes

Mahasiswa UNY mengembangkan petai cina menjadi mi sehat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Karta Raharja Ucu
Petai Cina dapat dimanfaatkan untuk mengurangi diabetes.
Foto: pixabay
Petai Cina dapat dimanfaatkan untuk mengurangi diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Banyak bahan alami Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi diabetes, seperti petai cina (Leucaena leucocephala). Tanaman ini tumbuh dengan subur di daerah kering, pedesaan, kebun-kebun, hutan maupun di pegunungan.

Keberadaan tanaman petai cina sangat jelas, mudah ditemukan dan dibudidayakan di lingkungan masyarakat. Menyebabkan tanaman petai cina berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu produk inovasi bahan pangan dalam masyarakat.

Namun, pemanfaatan belum optimal walau mengandung nutrisi bermanfaat. Dari sini sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan petai cina menjadi mi sehat sebagai substitusi makanan pokok bagi penderita diabetes.

Ada Ahzami Fadilah Akbar Prodi Teknik Elektro, Intan Diah Kusuma Prodi Pendidikan Tata Boga, Wulan Febrianingsih Prodi Pendidikan IPA, Siti Vera Lestari Prodi Pendidikan Matematika dan Asma Nur Azizah Prodi Sastra Inggris. Ahzami mengatakan, biji petai cina mengandung tanin, galaktomanan dan flavonoid yang bisa menurunkan kadar gula darah. Caranya menghambat aktivitas glukosidase dan alfa amilase yang berperan dalam absorpsi ke membran brush border usus.

"Penelitian efek antidiabetes biji petai cina telah dilakukan sebelumnya, yang mana pemberian ekstrak biji petai cina dosis 0,25, 0,5 dan 1 gram bisa turunkan kadar glukosa darah 49,97, 56,80 dan 65,30 persen," kata Ahzami, Selasa (12/10).

Selain itu, pembuatan mi ini sekaligus untuk mengedukasi masyarakat jika petai cina tidak hanya dapat dimakan sebagai lauk atau lalapan. Namun, dapat diolah menjadi bentuk lain kaya manfaat dan dapat dikonsumsi untuk penderita diabetes.

Wulan menuturkan, mereka mengolah petai cina jadi mi karena merupakan makanan yang dekat dengan masyarakat, mudah dan murah. Sebab, mi dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar tapi cuma sedikit protein, vitamin dan mineral.

"Sampai saat ini, masih banyak anggapan masyarakat mengenai mi itu berbahaya dengan bahan kimia, karenanya kami membuktikan itu kurang tepat," ujar Wulan.

Untuk meningkatkan nilai gizi mi dilakukan dengan menambahkan sayuran ke bahan baku pembuatan mi, mengganti bahan tepung atau menambahkan bahan tambahan lain. Mereka menamakan produk mi berbahan petai cina itu dengan Beta Health Noodle.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement