Senin 04 Oct 2021 15:24 WIB

Ini Hubungan Erat Antara Penyakit Jantung dan Hipertensi

31 persen di Indonesia mengidap hipertensi dimana 530 ribu diantaranya gagal jantung

Health Talk di Zoom dan Youtube Live Streaming dengan tema Mengenal Penyakit Jantung Hipertensi
Foto:

Dr. Ramang Napu menambahkan jika darah tidak dapat dikontrol maka akan menyerang 4 organ tubuh  tersebut. Nomor satu yang paling berdampak ialah jantung. Oleh karena itu banyak penderita hipertensi yang mengalami kematian. Sedangkan organ lainnya yang diserang seperti otak, dapat terjadi stroke jika menyerang ginjal akan terjadi kegagalan ginjal.

Ia menambahkan pemberian obat tidak dapat diberikan kepada sembarang penderita, pemberian obat dapat diberikan kepada penderita hipertensi dengan melihat karakteristik yang bersangkutan. Karakteristiknya seperti jenis kelamin, usia, ras, psikologis, komorbid, dan hasil skrining awal.

Jadi setiap penderita bisa mendapatkan obat yang berbeda. Tujuan pengobatan hipertensi sendiri terdapat 3 macam yang pertama tujuan jangka pendek yaitu mencapai tekanan darah yang optimal, lalu yang kedua tujuan jangka menengah yaitu untuk mengevaluasi perubahan target organ, dan yang ketiga tujuan jangka panjang untuk mencegah terjadinya komplikasi kejadian kardiovaskular seperti gagal jantung, serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Dampak lainnya adanya gangguan penglihatan dan disfungsi seksual yang biasanya terjadi pada laki-laki.

Ada beberapa gejala penyakit jantung hipertensi yang pertama ialah paroksimal nokturnal dispnoe tolerabilitas mulai menurun, konsentrasi mulai terganggu, sesak nafas, melakukan pekerja sehari-hari, sesak nafas saat istirahat, cemas, berdebar dan mudah capek. Jika sudah mengalami gejala tersebut saat sudah mengidap hipertensi, maka dapat disebut penyakit jantung hipertensi.

 

Dr. Ramang Napu menyimpulkan “Hipertensi terkontrol karena mengonsumsi obat yang sesuai dan secara teratur, obat-obatan hipertensi salah satu tujuan melindungi fungsi ginjal, hipertensi dapat mengalami disfungsi seksual, tekanan darah dapat berubah tiap hari dipengaruhi banyak faktor, hipertensi sudah identik dengan penyakit jantung dan pengobatan hipertensi sangat individual tidak bisa disamaratakan.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement