REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak orang yang terbiasa tidur berdekatan dengan handphone atau ponsel mereka. Bahkan tak sedikit pula yang tertidur dengan ponsel di bantal mereka. Kebiasaan seperti ini perlu dihindari karena dapat mempengaruhi kualitas tidur dan kesehatan otak.
Chelsea Iriza merupakan salah satu sosok yang juga memiliki kebiasaan ini. Iriza terkadang tertidur dengan ponsel pintar di dekatnya. Sering kali Iriza juga lupa untuk menjauhkan diri dari ponsel sebelum tidur.
"Terkadang saya tertidur dan lupa ponsel saya ada di tangan saya, jadi ketika saya bangun di pagi hari, saya menemukan ponsel itu di bantal saya," ujar Iriza, dikutip dari laman New Times, Selasa (28/9).
Setiap kali melakukan hal ini, Iriza mengatakan dirinya tidak merasa segar melainkan lelah saat bangun dari tidur. Terkadang, dia juga bangun dengan merasakan sakit kepala.
Konsultan ahli neurologi dari University Teaching Hospital of Kigali (CHUK), dr Francois Xavier Nshimiyimana, mengatakan ponsel pintar dapat memicu dampak buruk bagi kesehatan otak. Dr Nshimiyimana menjelaskan, ada bagian otak bernama hipotalamus yang bekerja mengontrol cahaya dari ponsel dengan cara yang dapat menstimulasi otak.
"Saya menyebut bagian ini sebagai jam yang diatur pada otak," ujar dr Nshimiyimana.
Ada pula bagian di otak yang dikenal sebagai nukleus suprakiasmatik. Bagian ini bertugas untuk meregulasi bagian hipotalamus. Ketika nukleus suprakiasmatik terganggu, ada hormon yang meningkat dan membahayakan sebagain sel-sel yang mencegah tubuh dari proses penuaan yang cepat.
"Menyebabkan efek seperti sakit kepala," ujar dr Nshimiyimana.
Menurut dr Nshimiyimana, ponsel murah atau ponsel-ponsel lama cenderung memiliki sistem yang dapat membuat orang tidak terpapar radiasi. Akan tetapi, ponsel generasi tinggi justru cenderung tidak memilki sistem ini dapat memicu masalah kesehatan otak seperti kanker otak atau tumor otak, khususnya pada anak-anak, menurut dr Nshimiyimana.
"Ada studi yang dilakukan selama 20 tahun, studi itu menunjukkan bahwa orang dewasa mungkin tak terkena kanker otak, akan tetapi, anak-anak (bisa)," ujar dr Nshimiyimana.
Tidur dekat dengan ponsel juga dapat mengganggu pola tidur dan memicu masalah lain. Menurut dr Nshimiyimana, kebiasaan tersebut bisa menyebabkan insomnia kronik atau penyakit Alzheimer karena ada bagian di otak yang rusak akibat radiasi.
Ahli radiologi dari RURA, Remy Wilson Bana, juga mengungkapkan hal serupa. Menurut Bana, Radiasi yang terpapar dari penggunaan ponsel di malam hari dapat mengganggu produksi melanosit. Melanosit merupakan sel di kulti dan mata yang memproduksi dan mengandung pigmen bernama melanin.
Spesialis neurodisabilitas dan direktur medis, dr Alain Sayinzoga, mengatakan, tidur dengan ponsel pintar untuk waktu yang lama dapat memberi dampak kurang baik bagi lensa mata. Kondisi ini pun dapat memicu gangguan akomodasi. Untuk menghindari risiko-risiko ini, salah satu yang perlu dilakukan adalah menaruh ponsel dengan jarak sekitar tiga kaki dari tempat tidur. Cara ini dilakukan untuk membatasi paparan frekuensi radio.
Selain itu, matikan ponsel sebelum tidur, bila tidak bergantung pada alarm di ponsel. Opsi lainnya adalah memasang mode pesawat pada ponsel sebelum tidur.
"Tempat tidur Anda diperuntukan sebagai tempat yang sunyi untuk Anda berelaksasi dan tidak memiliki gangguan-gangguan lain," kata Nshimiyimana.