Sabtu 18 Sep 2021 06:36 WIB

Aido Health Sediakan Telekonsultasi Isoman dan Post Covid

Pemantauan pasien pasca-Covid penting dilakukan.

Aplikasi aido health
Foto: Dok Aido Health
Aplikasi aido health

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menginjak sembilan bulan program vaksinasi berjalan, ternyata cakupan vaksinasi Covid-19 masih terbilang rendah. Hingga 11 September 2021, mengutip data yang dilansir WHO, penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin dosis 1 dan 2 secara lengkap baru mencapai 41,7 juta atau 15,4 persen dari total penduduk. Sedangkan penduduk yang sudah mendapatkan dosis 1 sebanyak 73,3 juta orang.

Seiring munculnya berbagai varian virus baru, Indonesia menghadapi gelombang kedua kasus pada Juli 2021 yang sebagian besar disebabkan varian Delta. Puncaknya pada pekan kedua Juli dengan penambahan kasus baru sebanyak 107 ribu dalam sepekan. 

Banyaknya kasus positif, termasuk pada tenaga kesehatan, kemudian memunculkan wacana pemberian suntikan ketiga yang juga dikenal dengan nama vaksin booster. Para nakes mendapatkan suntikan ketiga berupa vaksin Moderna pada Agustus 2021.

Di kalangan masyarakat pun keinginan untuk mendapatkan vaksin ketiga kian membesar. Namun karena angka vaksinasi dosis kedua yang masih rendah, Kementerian Kesehatan meminta pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk berani menjatuhkan sanksi pada masyarakat umum yang kedapatan mendapat vaksinasi dosis ketiga. Dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan Budi Sadikin mengatakan rencana pemberian dosis ketiga bagi masyarakat umum akan dimulai tahun depan dengan skema biaya yang ditanggung pemerintah maupun skema berbayar, dengan kisaran biaya Rp100 ribu.

Pemberian vaksin booster masih ditentang WHO dengan alasan jumlah vaksin yang masih terbatas. Di Indonesia, masih ada 134,9 juta penduduk yang belum mendapatkan vaksin dosis 1. 

Dalam webinar yang diselenggarakan aido health untuk tenaga kesehatan dengan tema “3rd Shoot of COVID-19 Vaccination (What, When and Where)”, pakar imunisasi dokter Jane Soepardi MPH mengatakan, sejauh ini studi mengenai efektivitas vaksin ketiga baru dilakukan di Eropa pada pemberian 2 dosis AstraZeneca dan 1 dosis Pfizer. Karena itu, dokter Jane menegaskan, yang lebih penting dikejar saat ini adalah pemerataan vaksin bagi seluruh penduduk agar pandemi bisa segera dihentikan.

Menurut dokter Jane, hal penting lain justru yang sering terlewatkan adalah kejadian post Covid, yaitu kerusakan organ-organ setelah pasien dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit. Meski gejala Covid yang dialami ringan, setelah dinyatakan sembuh masih memungkinkan terjadi kerusakan dan gangguan pada jantung, paru-paru, otak, hingga kejadian stroke dan pembekuan darah.

Sayangnya, karena tidak ada pemantauan, kematian akibat post Covid tidak terdata. Karena itu, pemantauan pasien pasca-Covid penting dilakukan.

Saat ini, telemedicine adalah jembatan bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan dengan cara mudah, praktis, dan terjangkau. Aplikasi aido health sebagai salah satu kolaborator resmi Kementerian Kesehatan RI dalam penanggulangan Covid-19 dan sudah bekerja sama dengan dokter dari EMT Ikatan Dokter Indonesia (IDI), memberikan layanan kesehatan melalui berbagai fitur seperti Konsultasi ISOMAN, juga telekonsultasi dengan dokter-dokter spesialis dan umum, baik untuk kondisi post Covis dan berbagai penyakit lain. 

“Kami berharap dengan adanya fitur konsultasi ISOMAN di aplikasi aido health dengan dokter-dokter dari EMT IDI, masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan yang terpercaya dan bisa diakses dari rumah, khususnya mereka yang membutuhkan layanan isoman dan juga post COVID,” kata Wakil Sekjen PB IDI dokter Fery Rahman, M.KM.

Sebagai aplikasi kesehatan terintegrasi dengan basis fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium dan farmasi, aido health memberikan akses masyarakat ke berbagai jaringan mitra aido untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Aplikasi aido health menyediakan layanan telekonsultasi dan perawatan dari rumah. Bekerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit favorit dengan akses lebih dari 2.000 tenaga kesehatan dan 1.300 dokter spesialis, kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan tetap bisa terpenuhi, meski di tengah kondisi pandemi yang membuat mobilitas dibatasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement