Kamis 16 Sep 2021 22:05 WIB

Penderita Long Covid Lebih Berisiko Alami Kerusakan Ginjal

Penyakit ginjal sering dianggap silent disease karena keberadaannya tak disadari.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ginjal
Foto:

Yang cukup mengagetkan, Dr Al-Aly mengatakan penyintas Covid-19 yang hanya mengalami gejala relatif ringan dan tak membutuhkan perawatan di rumah sakit juga dapat mengalami masalah-masalah ginjal. Masalah ginjal yang dimaksud meliputi AKI, penurunan laju filtrasi glomerular (GFR), dan penyakit ginjal stadium akhir (ESKD).

"Ini merupakan poin yang sangat mengkhawatirkan," kata  Dr Al-Aly.

Dr Al-Aly mengatakan angka pasien yang mengalami penurunan GFR adalah 1,46 orang per 1.000 pasien. Sekilas, angka tersebut mungkin terlihat kecil. Namun bila angka tersebut dikalikan dengan jumlah warga di suatu negara yang terkena Covid-19, maka angka 1,46 tersebut bisa menjelma menjadi angka yang jauh lebih besar.

Tak hanya itu, penderita long Covid-19 juga dapat mengalami penurunan GFR sebesar 30 persen dan tidak merasakan apa pun. Oleh karena itu, mereka mungkin tak akan menyadari penurunan fungsi ginjal ini.

"Inilah mengapa kami ingin memperingatkan komunitas medis pada umumnya, karena ini merupakan silent disease," ujar Dr Al-Aly.

Dr Al-Aly menambahkan, penurunan besar fungsi ginjal umumnya terjadi pada 120 hari pertama. Salah satu pasien yang ditangani Dr Al-Aly di klinik long Covid mulanya memiliki GFR sebesar 80. Saat ini, secara tiba-tiba GFR pasien tersebut hanya berkutat di angka 45.

"Ini hampir seperti ginjalnya menua 30 tahun dalam tiga atau empat bulan," ungkap Dr Al-Aly.

Berdasarkan temuan ini, Dr Al-Aly memperingatkan bahwa penyintas yang mengalami long Covid memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan ginjal dengan tingkat keparahan sedang hingga berat. Karenanya, Dr Al-Aly dan tim merekomendasikan perawatan long Covid agar terintegrasi dengan perawatan ginjal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement