Selasa 03 Aug 2021 20:06 WIB

Virus Corona Bisa Tembus Lapisan Retina

Virus corona bisa menyebabkan masalah di retina mata pada lansia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Virus corona bisa menyebabkan masalah di retina mata pada lansia.
Foto: Pixabay
Virus corona bisa menyebabkan masalah di retina mata pada lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Brasil telah menemukan bukti bahwa partikel virus SARS-CoV-2 dapat menembus berbagai lapisan retina mata. Ini artinya, virus bisa menyebabkan masalah pada mata dengan menyerang retina.

Dalam studi yang dipublikasikan di JAMA Network, para peneliti mempresentasikan kasus tiga pasien, terdiri dari 2 pria dan seorang wanita, yang meninggal karena Covid-19. Semua pasien dirawat secara intensif di ruang ICU, dan menggunakan alat ventilasi mekanis. Usia saat kematian berkisar antara 69 hingga 78 tahun.

Baca Juga

Untuk mendeteksi jejak virus SARS-CoV-2 di retina, tim melakukan reaksi berantai polimerase terbalik (RT-PCR) dan metode imunologis secara real-time. Pada tiga pasien, protein S dan N Covid-19 terdeteksi oleh mikroskop imunofluoresensi di dalam sel endotel yang dekat dengan pembuluh kapiler dan sel-sel lapisan inti.

Peneliti dari National Institute of Science and Technology for Structural Biology and Bioimaging (INBEB) Brasil, Carlla A Araujo Silva, mengatakan bahwa dari temuan studi diketahui bahwa Covid-19 diduga terkait dengan kelainan atau masalah pada mata. Perubahan retina juga diduga terkait dengan perubahan mikrovaskuler dan imunologi sekunder.

“Sekarang jelas bahwa setelah infeksi awal pada sistem pernapasan, virus dapat menyebar ke seluruh tubuh, mencapai jaringan dan organ yang berbeda. Studi menunjukkan bahwa mata mungkin terlibat dalam infeksi Covid-19, dan sudah banyak laporan tentang ini," kata Araujo-Silva seperti dilansir dari International Business Times, Selasa (3/8).

Namun, studi ini masih masih memiliki kekurangan karena hanya melibatkan kasus dalam jumlah kecil. Namun temuan ini dapat membantu menjelaskan mekanisme patofisiologi virus, yang memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit serta dapat mengarahkan penelitian lanjutan di kemudian hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement