Sabtu 17 Jul 2021 08:10 WIB

Studi: Remdesivir Justru Memperlama Rawat Inap Pasien Covid

Remdesivir memperoleh izin penggunaan darurat di AS untuk Covid-19 pada May 2020.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Reiny Dwinanda
Remdesivir, obat Ebola yang di awal digunakan untuk mengobati pasien Covid-19.
Foto:

Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada Axios, Gilead selaku pembuat remdesivir mengatakan, studi retrospektif berukuran sedang telah mencermati perawatan pasien infeksi SARS-CoV-2 di awal pandemi, sementara protokol pengobatan untuk Covid-19 masih berkembang.

photo
Remdesivir dan Favipiravir untuk Pasien Covid-19 - (Republika)

Studi itu menyimpulkan bahwa pasien yang menerima remdesivir lebih parah sakitnya dibandingkan dengan kelompok kontrol. Oleh karena itu, menurut Axios, Gilead menyarankan agar bukti di dunia nyata harus dipertimbangkan dengan hati-hati dalam konteks semua data yang tersedia, dan uji coba acak, double-blind, dan uji coba terkontrol plasebo tetap menjadi alat terbaik untuk menilai kemanjuran dan keamanan obat.

"Profil kemanjuran dan keamanan Veklury (remdesivir) telah ditetapkan dalam uji coba ACTT-1 standar emas, double-blind, terkontrol plasebo, dan didukung oleh hasil dari dua studi Fase 3 acak dan terkontrol."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement