Selasa 13 Jul 2021 06:00 WIB

Terinfeksi Dua Varian Sekaligus, Kok Bisa?

Warga Belgia wafat setelah terinfeksi dua varian SARS-CoV-2 sekaligus.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Tes serologi (Ilustrasi). Belgia mencatat satu kasus koinfeksi pertama yang melibatkan dua varian virus penyebab Covid-19 secara simultan.
Foto:

Varian Alpha dan Beta memang tengah beredar di Belgia pada saat itu. Jadi, kemungkinan perempuan itu terinfeksi virus yang berbeda dari dua orang yang berbeda.

"Sayangnya kami tidak tahu bagaimana dia terinfeksi," tuturnya.

Varian Alpha pertama kali muncul di Inggris, sedangkan strain Beta awalnya terdeteksi di Afrika Selatan. Infeksi kemungkinan berasal dari orang yang berbeda.

photo
Sebaran Varian Baru Corona di DKI Jakarta - (Infografis Republika.co.id)

Para peneliti di rumah sakit tidak dapat mengatakan apakah koinfeksi berperan dalam cepat turunnya kondisi perempuan tersebut. Pada Januari 2021, para ilmuwan di Brasil melaporkan dua orang telah terinfeksi secara bersamaan dengan dua jenis virus corona yang berbeda.

Menurut Medical Express, penelitian tentang pasien tersebut belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Vankeerberghen menduga, kurangnya pengujian untuk varian telah memungkinkan kasus koinfeksi serupa tidak terdeteksi.

"Karena koinfeksi dengan varian yang mengkhawatirkan hanya dapat dideteksi dengan analisis volatile organic compound (VOC) dari sampel positif, kami akan mendorong para ilmuwan untuk melakukan analisis VOC yang cepat, mudah, dan murah dengan PCR ((polymerase chain reaction) pada sebagian besar sampel positif mereka, bukan hanya whole genom sequensing dalam proporsi kecil," kata Vankeerberghen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement