Senin 12 Jul 2021 10:33 WIB

Diet Ini Tingkatkan Risiko Kematian Jantung Mendadak

Anda perlu mewaspadai pola makan southern, yang didominasi lemak dan makanan goreng.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
Olahan telur. ilustrasi
Foto: www.freepik.com
Olahan telur. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengaturan pola makan atau diet memiliki peran signfikan dalam menentukan kesehatan seseorang. Diet yang kurang baik dapat memicu terjadinya masalah kesehatan di kemudian hari.

Diet yang tinggi lemak, makanan digoreng, daging olahan, dan minuman bergula merupakan contoh diet yang dapat memicu masalah kesehatan. Menurut studi dalam Journal of the American Heart Association, pola diet tersebut berkaitan dengan risiko kematian jantung mendadak yang lebih tinggi.

Baca Juga

Studi ini melibatkan lebih dari 21 ribu orang dewasa berusia 45 tahun atau lebih selama 18 tahun. Dalam studi ini, pola makan para partisipan dikelompokan ke dalam beberapa pola diet, berdasarkan jenis makanan yang mendominasi diet mereka.

Salah satu di antarnya adalah pola "Convenience" (Kenyamanan) yang menitikberatkan pada makanan campuran, pasta, pizza, serta makanan ala Meksiko dan Cina. Kelompok lainnya adalah pola "Plant-based" (Berbasis Tumbuhan) di mana diet partisipan dalam kelompok ini didominasi oleh sayur, buah, jus buah, sereal, kacang polong, ikan, ayam, dan yogurt.

Ada pola kelompok pola "Sweets" (Makanan Manis) di mana diet partisipannya didominasi oleh gula, makanan pencuci mulut, cokelat, permen, dan sarapan berpemanis. Kelompok lainnya adalah pola "Southern" (Selatan) yang dietnya didominasi oleh lemak, makanan digoreng, telur dan sajian dengan telur, jeroan, daging olahan, dan minuman bergula.

Berdasarkan data-data yang terkumpul, tim peneliti mendapati bahwa partisipan yang menerapkan pola "Southern" cenderung memiliki risiko kematian jantung mendadak yang lebih tinggi. Risiko tersebut mencapai 46 persen lebih tinggi dibandingkan partisipan yang sangat jarang menerapkan diet ala pola "Southern" ini.

Di samping itu, peneliti juga menemukan bahwa diet Mediterania dapat memberikan dampak sebaliknya. Diet tradisional ini tampak berkaitan dengan penurunan risiko kematian jantung mendadak sebesar 26 persen lebih rendah.

Ketua Peneliti James Shikany DrPH dari University of Alabama mengatakan temuan ini menyoroti peran diet sebagai faktor independen yang mengontrol risiko kematian jantung mendadak. Shikany berharap temuan terbaru ini dapat meyakinkan orang-orang untuk mulai membuat perubahan yang lebih baik pada pola makan mereka.

"Alih-alih mengonsumsi daging satu atau dua kali sehari, mereka akan menguranginya menjadi dua atau tiga kali per pekan," ucap Shikany, seperti dilansir WebMD.

Shikany mengatakan perubahan pola makan atau diet tak harus langsung dilakukan secara drastis. Perubahan yang kecil dan konsisten justru bisa bertahan lebih lama.

Anggota Nutrition Committee of the Lifestyle and Cardiometabolic Health Council dari American Heart Association Stephen Juraschek MD PhD menambahkan, perubahan pola makan juga perlu menyoroti dua area. Salah satunya adalah meningkatkan porsi konsumsi buah dan sayur setiap hari. Area lainnya adalah mengurangi konsumsi garam.

"Dengan cara lebih banyak menyantap makanan di rumah dan menghindari produk bergaram tinggi atau makanan yang disiapkan dengan banyak garam," kata Juraschek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement