Jumat 09 Jul 2021 07:35 WIB

Studi: Covid-19 Punya Efek Jangka Panjang pada Detak Jantung

Detak jantung penyintas Covid-19 terpantau belum pulih hingga empat bulan.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien Covid-19 berada di dalam ambulans di Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito di Yogyakarta, Rabu (7/7). Penyintas Covid-19 masih ada yang mengalami gejala sisa, salah satunya ialah detak jantung tidak teratur.
Foto:

Temuan ini didasarkan pada analisis data kesehatan yang dikumpulkan dari 875 orang dewasa yang melaporkan gejala penyakit pernapasan di Amerika Serikat menggunakan perangkat pelacak kebugaran yang dapat dipakai atau aplikasi seluler. Dari peserta penelitian, 234 dinyatakan positif Covid-19.

Peserta dengan Covid-19 membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke detak jantung, tidur, dan aktivitas istirahat normal dibandingkan dengan mereka yang memiliki gejala pernapasan yang dites negatif untuk virus. Berdasarkan data, peserta penelitian dengan Covid-19 rata-rata membutuhkan 79 hari setelah timbulnya gejala untuk kembali ke detak jantung istirahat normal dan 32 hari untuk mencapai jumlah langkah sebelum infeksi infeksi.

Peserta penelitian dengan Covid-19 tidak kembali ke pola tidur normal sampai rata-rata 24 hari setelah timbulnya gejala. Temuan ini menyoroti efek virus pada jantung dan banyak dari mereka yang terinfeksi mengalami gejala yang bertahan lama atau long Covid.

"Covid-19 dapat menyebabkan detak jantung istirahat seseorang tetap meningkat rata-rata selama dua hingga tiga bulan. Sensor memungkinkan kami untuk mengarakterisasi garis dasar sehat setiap individu sehingga kami dapat melacak perubahan yang terkait dengan penyakit virus seperti Covid-19 dan pemulihan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement