REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang yang positif Covid-19 merasa telah menerapkan protokol kesehatan. Mereka mengklaim sudah menerapkan 5M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Lalu, apa sebenarnya yang terjadi?
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Pusat, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc SpP(K) menjelaskan, ada hal yang terlupakan. Ia menyebut, masyarkat lupa bahwa ada titik lengah yang merupakan potensi penularan.
Misalnya, tidak memakai masker di sela makan bersama. Kesalahan yang dilakukan saat makan adalah berbincang-bincang dan tertawa bersama. Ini adalah potensi penularan atau transmisi dari droplet.
Selain itu, upacara pemakaman juga dapat menjadi momen penularan Covid-19. Penularan terjadi saat menguatkan keluarga yang ditinggalkan, misalnya dengan bersalaman atau bahkan berpelukan.
Penularan juga bisa terjadi saat rapat tatap muka, olahraga bersama, foto bersama dengan melepas masker, menghadiri acara pernikahan, dan kunjungan rumah teman atau saudara.
"Saling berkunjung ke rumah harus dibatasi karena kita enggak tahu kerabat mereka taat protokol kesehatan atau tidak, bertemu siapa saja," ungkap Erlina.
Di samping itu, penularan pun dapat terjadi saat menggunakan transportasi umum. Demikian juga dengan mengunjungi mal atau tempat umum lainnya.