REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pisang menjadi salah satu buah yang cukup populer di dunia. Selain enak dan juga dapat dikonsumsi dalam bentuk apa saja sesuai selera, manfaat yang bisa didapat dari pisang juga sangat banyak.
Tak pelak, orang yang tidak menyukai atau mengonsumsi pisang dianggap rugi. Menurut International Trade Centre, yang merupakan badan gabungan dari Organisasi Perdagangan Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, pisang sebenarnya adalah buah favorit dunia yang tak terbantahkan. Pada tahun 2017, diperkirakan 21,54 miliar ton pisang diperdagangkan di seluruh dunia, senilai 14,45 miliar dolar AS. Ini menyumbang lebih dari 14 persen dari semua buah yang diperdagangkan.
Namun, hanya karena pisang populer di seluruh dunia, tidak berarti semua orang memakannya. Beberapa orang tidak menyukai teksturnya, sementara yang lain tidak menyukai rasa pisang. Tetapi jika pisang bukan bagian dari kebiasaan, boleh jadi seseorang kehilangan beberapa nutrisi yang cukup kuat dari tubuh.
Konsumsi pisang dalam sehari dapat mencegah masalah usus. Studi 2011 yang muncul di jurnal Anaerobe menemukan bahwa wanita yang makan pisang setiap hari dilaporkan mengalami pengurangan kembung gastrointestinal. Pisang juga dapat menjaga mikrobioma dalam kondisi prima.
Menurut tinjauan studi tahun 2017 di Nutrition Bulletin, pisang yang kurang matang mengandung pati resisten, yang berfungsi untuk meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek dalam mikrobioma usus, terkait dengan berbagai manfaat kesehatan.
“Peneliti Harvard mendukung gagasan Buletin Nutrisi bahwa pati resisten dalam pisang baik untuk kesehatan usus,” tulis laporan EatThis, dilansir Selasa (6/7).
Hal itu terutama berlaku untuk pisang yang belum matang. Menurut penelitian, pati resisten dalam pisang hijau sebenarnya "menolak" pencernaan di usus kecil. Sebaliknya, diserap perlahan dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang berbahaya, dan kemudian bertindak sebagai makanan untuk pertumbuhan mikroba bermanfaat di saluran pencernaan.
Mikroba kemudian memecah dan memfermentasi pati saat menuju ke usus besar, sehingga menciptakan asam lemak rantai pendek yang mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronis, termasuk gangguan pencernaan. Selain itu, zat yang disebut pektin, yang berkurang saat pisang matang, mungkin memiliki efek positif pada usus. Menurut penelitian tabung reaksi yang diterbitkan dalam jurnal Anticancer Research, pektin dapat membantu melindungi dari kanker usus besar.
Terakhir, menurut pakar Harvard, pisang dapat membantu melengkapi elektrolit, seperti potasium, yang hilang karena diare, muntah, dan bahkan olahraga berlebihan. Inilah sebabnya mengapa pisang sering diberikan kepada orang yang mengalami diare, atau mereka yang membutuhkan makanan lunak dan mudah dicerna setelah sakit perut.