Selasa 29 Jun 2021 21:07 WIB

Sistem Perbukuan Nasional Bangun Karakter Bangsa

Perlu akselerasi dari pelaku perbukuan dalam bentuk buku digital.

Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama menggelar kegiatan FGD Sosialisasi Penggunaan E-book ke Sekolah dan Madrasah di Aviary Hotel Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin dan Selasa  (28 dan 29 Juni 2021).
Foto: Dok PAB
Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama menggelar kegiatan FGD Sosialisasi Penggunaan E-book ke Sekolah dan Madrasah di Aviary Hotel Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin dan Selasa (28 dan 29 Juni 2021).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL -- Sistem perbukuan nasional menjadi tiang sangga utama dalam rangka menumbuhkan dan memperkuat rasa cinta tanah air. Selain itu, ini menjadi bagian dari membangun jati diri dan karakter bangsa. 

Hal tersebut disampaikan Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama Arskal Salim saat memberikan arahan pada kegiatan FGD Sosialisasi Penggunaan E-book ke Sekolah dan Madrasah di Aviary Hotel Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel). 

"Sistem perbukuan nasional menjamin tersedianya buku yang bermutu, murah, dan merata sehingga pada gilirannya dapat menciptakan peradaban bangsa. Selain itu, tentu saja diharapkan dapat meneguhkan nilai-nilai dan jati diri bangsa Indonesia," ujar Arskal, Senin (28/06).

FGD ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, antara lain Ketua Umum Ikapi  Pusat yang juga sekaligus Direktur Republika Penerbit dan Direktur Operasional Republika Media Mandiri Arys Hilman Nugraha, Sub Koordinator Layanan Referensi Perpustakaan Nasional Arief Wicaksono, dan Direktur Aksaramaya Sulasmo Sudharno sebagai pengembang perbukuan digital.

photo
Ketua Umum Ikapi Pusat yang juga Direktur Republika Penerbit dan Direktur Operasional Republika Media Mandiri Arys Hilman Nugraha menjadi salah satu nasasumber FGD Sosialisasi Penggunaan E-book ke Sekolah dan Madrasah di Aviary Hotel Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (29/6).  (Foto: Dok PAB)

Pada kesempatan itu, Ketua Umum Ikapi  Pusat Arys Hilman Nugraha mengatakan buku agama dan buku anak termasuk jenis buku yang paling banyak terjual dalam tiga tahun terakhir. Untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses buku agama dan buku anak, maka perlu akselerasi dari pelaku perbukuan; bukan sekedar memproduksi dan menerbitkan buku cetak saja tetapi juga dalam bentuk buku digital.

"Dengan adanya buku digital atau e-book buku agama, maka akan semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses dan meningkatkan literasinya. Kemenag mempunyai peran besar berpartisipasi dalam mendorong ekosistem perbukuan digital ini," ungkap Arys seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Kegiatan ini mengundang peserta dari berbagai penerbit swasta, diselenggarakan secara hibrida (luring dan daring). Peserta luring terbatas sesuai protokol kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement