Sabtu 26 Jun 2021 19:44 WIB

Pakar Jelaskan Alergi Anak Bisa Dicegah Sejak Kehamilan

Riwayat dalam keluarga pengaruhi kondisi alergi anak.

Anak alergi makan ikan (ilustrasi).
Foto: Republika/Amin madani
Anak alergi makan ikan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prof Dr dr Budi Setiabudiawan SpA(K) MKes, dokter anak konsultan alergi imunologi sekaligus Guru Besar Universitas Padjadjaran(Unpad), mengatakan alergi pada anak bisa dicegah sejak anak masih berada di dalam kandungan. Prof Budi menjelaskan alergi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keturunan.

Jika salah satu anggota keluarga seperti ayah, ibu atau saudara kandung memiliki riwayat alergi maka anak tersebut akan berisiko mengalami alergi meski belum tentu sama jenisnya. Untuk menghindari alergi muncul dikemudian hari pada anak, maka perlu dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin terutama pada masa kehamilan hingga setelah lahir.

Baca Juga

"Kalau seorang ibu hamil mengandung anak yang punya bakat alergi karena ibunya punya riwayat alergi atau ayahnya ada alergi, kita harus mencegah sejak masa kehamilan," ujar Prof Budi dalam diskusi daring, Sabtu (26/6).

"Rekomendasi terbaru, selama hamil ibu boleh makan apa saja selama ibunya tidak alergi terhadap makanan apapun. Kalau sudah lahir, sebaiknya ASI eksklusif, selama menyusui ibunya pun boleh makan apa saja tanpa pantangan," lanjut Prof Budi.

Saat memasuki usia 6 bulan dan mulai MPASI, bayi juga harus dikenalkan pada berbagai jenis makanan termasuk udang. Udang tersebut dapat diolah menjadi berbentuk cair dan konsistensinya disesuaikan dengan pertambahan usia.

"Dulu kan dibilang anak baru boleh dikasih seafood kalau sudah di atas 2 tahun, sekarang rekomendasinya sudah tidak begitu tapi bukan berarti anak umur 6 bulan dikasih udang goreng, ya harus disesuaikan," kata Prof Budi.

Ia juga mengatakan saat anak sudah didiagnosa mengalami alergi terhadap protein sapi, sebaiknya dihindarkan dari produk-produk susu sapi baik turunannya atau olahannya. "Jadi tidak ada istilah tuh sedikit demi sedikit diberikan, jadi harus hindari sama sakali," ujar Prof Budi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement