Sabtu 26 Jun 2021 16:05 WIB

Pesan Dr Tan Bagi Keluarga yang akan Mulai MPASI

Dr Tan mengatakan MPASI buatan rumah tidak perlu mahal atau rumit.

Makanan bayi pendamping ASI atau MPASI.
Foto:

Mengolah MPASI dimulai dari menakar porsi. Dokter Tan menyarankan porsi makan bayi bisa diukur menggunakan genggaman tangan bayi.

"Satu genggaman tangan bayi adalah banyaknya karbohidrat yang perlu dia konsumsi sekali makan. Besar telapak tangan dan tebalnya adalah jumlah protein, satu rauk tangan bayi adalah porsi buah dan satu rauk tangan lagi adalah sayur, mentah ya, lalu nanti dimasak. Untuk lemak, sebesar satu jempol bayi."

Bayi nyatanya juga tak memerlukan bumbu-bumbu aromatik apalagi gula dan garam. "Bumbu bawang dan lain-lain itu tidak perlu, bayi tidak butuh itu," kata dia.

Sementara untuk garam, dikhawatirkan akan membebani kinerja ginjal bayi jika diberikan terlalu banyak. Menurut panduan gizi nasional di Jepang, bayi usia 9 bulan diperbolehkan mengonsumsi garam sekira 0,120 gram.

"Ada juga penelitian, begitu anak kenal asin nanti kalau besar dia akan cenderung mencari kudapan yang tidak sehat seperti kerupuk, mi instan dan lain sebagainya, maka jangan bangunin macan tidur deh," ujarnya.

Untuk gula, sebaiknya bayi tak perlu diberi gula karena tubuh manusia pada dasarnya tak membutuhkan gula. "Tubuh manusia itu butuhnya karbohidrat. Karbohidrat diolah oleh tubuh jadi gula. Seperti halnya protein yang masuk ke tubuh diolah jadi asam amino, tapi kita tidak makan asam amino kan?" ujarnya.

"Jadi hati-hatilah saat memberikan bumbu tambahan pada MPASi. Bayi itu bukan orang dewasa mini yang seleranya sama dengan selera mamanya. Anak GTM dikasi bumbu ya tetap GTM wong dia kembung, atau tumbuh gigi," katanya.

Dokter Tan juga mengingatkan saat mengolah MPASI sebaiknya dilakukan menggunakan wadah yang baik dan tak perlu mahal. "Tidak usah pakai food processor, diulek lalu saring saja. Pakai pancinya juga yang besi, stainless atau enamel saja tidak usah yang marble atau granit. Asal jangan alumunium ya, hati-hati pakai wadah alumunium," katanya.

Setelah diolah, jika MPASI hendak disimpan di freezer sebagai stok, maka disarankan untuk dipasteurisasi cepat terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi bakteri dan kuman. "Caranya, didihkan air lalu matikan api saat sudah mencapai 75 derajat dan dalam keadaan terbuka masukkan ke dalam kukusan, tutup lalu hitung 15 detik, angkat dan masukkan ke dalam kulkas. Itu bisa tahan tiga hari," katanya.

Disarankan wadah penyimpanan MPASI bukanlah plastik melainkan wadah yang terbuat dari kaca. Bayi yang sehat, menurut dr Tan adalah bayi yang pertumbuhannya senantiasa mengalami kenaikan.

"Bisa dilihat dari grafik tumbuh kembangnya kan. Makanya setiap bulan anak itu harus ditimbang, diukur tingginya dan lingkar kepalanya," ujar dr Tan.

Balita yang sehat pertumbuhannya harus memiliki tren yang naik dan sesuai target. "Kalau stagnan atau terjun bebas bahaya."Anak-anak yang tumbuh sehat dimulai dari pemberian MPASI yang baik akan mencetak generasi bangsa yang sehat dan cerdas di masa depan, sebuah investasi berharga bagi kemajuan sebuah bangsa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement