Sasaran yang tak kalah penting adalah memperkaya khazanah instrumen musik nusantara dan dunia yang terkait dengan relief Borobudur, yang bisa terkait langsung dengan dunia pendidikan musik yang dapat dilakukan di dalam kawasan. Sandiaga menyebut, contoh kegiatannya bisa berupa wisata pendidikan (edutourism) dan wisata musikal.
"Kedua program ini bisa dilakukan secara hybrid," tutur Sandiaga.
Pengampu Utama Yayasan Padma Sada Svargantara sekaligus Programmer Sound of Borobudur, Purwa Tjaraka, mengatakan bahwa sudah saatnya fakta peradaban tentang Borobudur ini diperkenalkan sebagai aset bangsa yang tidak hanya membanggakan sebagai klaim.
“Tapi juga menyiratkan dan memberi pelajaran bahwa bangsa ini dulu berkumpul, bersatu, bermain musik bersama, dan dipastikan punya rasa toleransi antarsuku dan antaragama,” ungkap Purwa dalam kesempatan yang sama.
Purwa menjelaskan, terdapat banyak studi yang membuktikan adanya hubungan erat antara tinggi rendahnya peradaban suatu suku bangsa dan kompleksitas musiknya.
“Musik tidak memilah-milah suku atau agama. Semua suku bangsa di dunia ini menjadikan musik sebagai kebutuhan hidup yang sudah bersatu dengan jiwa dan raga,” ujar Purwa.