REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Aktris asal Meksiko, Salma Hayek, mengaku pernah mendapat perlakuan rasialisme ketika memulai karirenya di Hollywood. Oleh beberapa oknum, dia dianggap tak potensial di Hollywood, dan dia hanya pantas berperan sebagai pelacur, pengedar narkoba, atau pembantu rumah tangga.
Pengalaman pahitnya itu diungkap selama kunjungan ke acara "The Drew Barrymore Show" untuk mempromosikan film terbarunya berjudul The Hitman's Wife's Bodyguard.
"Saya telah diberitahu berulang kali bahwa saya tidak akan berhasil di kota ini. Katanya, tidak ada peran lain untuk saya selain sebagai pelacur, pengedar narkoba, istri atau pacar, dan pembantu rumah tangga," kata Hayek seperti dilansir di Hollywood Reporter, Rabu (23/6).
Aktris peraih Oscar dan Emmy tersebut juga diejek oleh seorang eksekutif studio karena berasal dari sisi perbatasan yang salah (Meksiko). Aksen bicara Hayek juga ditertawakan karena dinilai mirip dengan aksen suara pelayan.
"Katanya, jika saya lahir di sisi kanan perbatasan mungkin saya akan menjadi bintang terbesar di dunia. Menurut dia, tidak peduli seberapa cantik atau baik saya, ketika saya berbicara, penonton akan diingatkan pada pembantu mereka," kenang Hayek.
"Sungguh mengejutkan bahwa orang-orang yang berada di posisi tinggi begitu bodoh," ujarnya.
Selama bincang-bincang, Barrymore memberi tahu Hayek bahwa pernyataan eksekutif tentang aksennya adalah hal bodoh. Barrymore juga mengaku pernah mengalami kejadian tak mengenakkan dari seorang direktur casting.
"Ketika berusia 14 tahunan, saya dipanggil untuk casting. Dan ketika masuk ke ruangan direktur casting, dia berkata, 'Apakah Anda tahu betapa beruntungnya Anda berada di ruangan ini sekarang? Tidak ada yang menginginkanmu. Jadi, bertindaklah dengan sangat berterima kasih," ujar Barrymore.
Setelah berbicara tentang pengalamannya sendiri, Barrymore berterima kasih kepada Hayek karena telah bersedia berbagi pengalamannya ketika mulai meniti karier di Hollywood.