Selasa 22 Jun 2021 19:47 WIB

Rutin Minum Kopi Kurangi Risiko Penyakit Hati Kronis

Diagnosis kanker hati telah meningkat secara global selama beberapa dekade.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Qommarria Rostanti
Minum tiga atau empat cangkir kopi berkafein atau tanpa kafein sehari mengurangi risiko berkembang dan meninggal akibat penyakit hati kronis (ilustrasi).
Foto: Needpix
Minum tiga atau empat cangkir kopi berkafein atau tanpa kafein sehari mengurangi risiko berkembang dan meninggal akibat penyakit hati kronis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum tiga atau empat cangkir kopi berkafein atau tanpa kafein sehari mengurangi risiko berkembang dan meninggal akibat penyakit hati kronis. Studi terbaru menyebutkan, peminum kopi 21 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit hati kronis.

Sekitar 20 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit hati kronis atau berlemak dan 49 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal akibat penyakit hati kronis dibandingkan bukan peminum kopi. Penelitian ini telah diterbitkan Senin (21/6) di jurnal BMC Public Health.

"Kopi dapat diakses secara luas dan manfaat yang kami lihat dari penelitian kami dapat berarti dapat menawarkan pengobatan pencegahan potensial untuk penyakit hati kronis," kata penulis studi, dr Oliver Kennedy, dari Fakultas Kedokteran Southampton University di Inggris, dilansir di CNN, Selasa (22/6).

Menurut Kennedy, hasil penelitian ini akan sangat berharga di negara-negara dengan pendapatan rendah dan akses yang lebih buruk ke perawatan kesehatan dan di mana beban penyakit hati kronis paling tinggi. Faktor risiko penyakit hati termasuk minum alkohol, obesitas, diabetes, merokok, infeksi hepatitis B dan C, dan memiliki penyakit hati berlemak nonalkohol, yaitu penumpukan lemak ekstra di sel hati yang tidak disebabkan oleh alkohol.

Diagnosis penyakit hati berlemak nonalkohol, yang menyerang orang-orang yang mengalami obesitas, kelebihan berat badan, atau yang menderita diabetes, kolesterol tinggi atau trigliserida tinggi, telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir. Menurut American Liver Foundation, kondisi-kondisi tersebut mempengaruhi hingga 25 persen dari orang Amerika.

Diagnosis kanker hati telah meningkat secara global selama beberapa dekade, sebuah studi pada 2018 menemukan peningkatan 75 persen dalam kasus di seluruh dunia antara tahun 1990 dan 2015. Penyebab kanker hati termasuk diabetes dan penyakit hati nonalkohol, serta minum berlebihan atau infeksi hepatitis B dan C.

Menurut Dana Penelitian Kanker Dunia, kanker hati adalah kanker paling umum keenam di seluruh dunia. Sekitar 83 persen kasus terjadi di negara-negara kurang berkembang, terutama di Asia dan Afrika. 

Tingkat kelangsungan hidup yang buruk karena tidak ada gejala awal, mmebuat banyak kasus kanker hati masuk ke stadium cukup lanjut pada saat diagnosis. Studi ini meneliti konsumsi kopi di antara 494.585 peserta UK Biobank, database biomedis dan sumber penelitian, dan kemudian mengikuti mereka selama hampir belasan tahun.

Manfaat maksimal terlihat pada kelompok yang minum kopi bubuk atau kopi tanpa kafein. Peminum kopi instan juga melihat beberapa manfaat.

Kopi bubuk memiliki kadar kahweol dan cafestol yang lebih tinggi, dua antioksidan yang ditemukan dalam biji kopi yang telah ditunjukkan dalam penelitian memiliki sifat antiinflamasi.  

Akan tetapi, cafestol juga telah terbukti meningkatkan kolesterol jahat, atau LDL (low-density lipoproteins).

Ini bukan studi pertama yang menemukan manfaat kesehatan dari kopi. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Februari menemukan bahwa minum satu atau lebih cangkir kopi hitam berkafein sehari dikaitkan dengan penurunan risiko gagal jantung jangka panjang.

Kopi juga telah terbukti menurunkan risiko diabetes tipe 2, penyakit parkinson, kanker prostat, Alzheimer, multiple sclerosis, melanoma dan kanker kulit lainnya, dan mengurangi kadar kalsium arteri koroner.  Penelitian sebelumnya oleh Kennedy menemukan, minum kopi mengurangi risiko kanker hepatoseluler, bentuk paling umum dari kanker hati. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement