REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis, termasuk jenis kanker tertentu. Pengaturan pola makan alias diet termasuk hal yang berkaitan dengan pengendalian risiko kanker. 

Para peneliti telah memperkirakan bahwa kanker akan menjadi penyebab utama kematian di setiap negara di dunia pada akhir abad ini. Dengan begitu, pencegahan kanker jadi prioritas utama di bidang perawatan kesehatan. 

Pada awal 1960-an, para peneliti menemukan bahwa tingkat kanker bervariasi antarnegara. Lewat sejumlah studi, ilmuwan mengidentifikasi bahwa pola diet khusus memiliki korelasi dengan jenis kanker tertentu.

Periset menemukan bahwa salah satu yang berhubungan kuat adalah asupan daging olahan. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melakukan riset terkait pada 2015. 

IARC mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogenik dan daging merah yang tidak diproses sebagai kemungkinan karsinogenik. Tinjauan lain pada 2018 juga menemukan hal serupa.

Tinjauan tersebut mengungkap bahwa peningkatan asupan daging olahan hingga sekitar 60 gram per hari dan daging merah hingga 150 gram per hari meningkatkan 20 persen risiko kanker kolorektal.

Pola makan dengan banyak menu daging olahan dan daging merah juga memiliki hubungan dengan peningkatan risiko kanker lain, yaitu kanker perut dan kanker payudara. Para peneliti masih terus mendalami soal hal tersebut.

Ilmuwan juga berusaha mengungkap bagaimana dan mengapa pilihan makanan memengaruhi risiko kanker. Selain itu, penting diingat bahwa konsumsi alkohol juga merupakan faktor risiko bagi perkembangan kanker, dikutip dari laman Pakistan Observer, Ahad (20/6).

Sumber: https://pakobserver.net/can-food-choices-influence-cancer-risk/

Ikuti Whatsapp Channel Republika