Sabtu 19 Jun 2021 00:36 WIB

Virusnya Bertindak Berbeda, Gejala Covid-19 Berubah

Dominannya varian Delta memicu perubahan gejala Covid-19 yang dialami warga Inggris.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien Covid-19 dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). Peneliti di Inggris mencermati gejala Covid-19 kini berubah menyusul dominannya varian Delta.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Pasien Covid-19 dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). Peneliti di Inggris mencermati gejala Covid-19 kini berubah menyusul dominannya varian Delta.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Prof Tim Spector, sosok di balik aplikasi ZOE Covid Symptom Study, mengatakan bahwa lima gejala teratas saat ini adalah sakit kepala, ingusan, sakit tenggorokan, bersin, dan batuk berkepanjangan. Dia menyoroti gejala batuk yang terus-menerus merupakan satu-satunya gejala yang diakui NHS yang masuk dalam lima besar aplikasi ZOE.

“Sekarang, gejala demam turun ke nomor tujuh dan kehilangan penciuman di nomor sembilan. Kita harus benar-benar mengevaluasi kembali apa yang kita anggap gejala utama Covid-19 ini,” kata Prof Spector.

Baca Juga

Prof Spector menganjurkan warga Inggris untuk melakukan tes jika mereka tidak yakin apakah mereka menderita pilek, demam, atau Covid-19.

“Jika Anda merasa tidak enak badan dan merasakan gejala Covid-19 seperti pilek, tidak ada alasan untuk tidak melakukan tes aliran lateral (LFD) dan reaksi rantai polimerase (PCR),” ujar dia.

Kondisi ini kemungkinan karena varian Delta yang dominan di Inggris yang menyebabkan gejala Covid-19 berbeda dengan gejala sebelumnya. Lebih dari setahun, orang telah waspada terhadap gejala batuk, kehilangan penciuman dan rasa, serta demam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement