REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekhawatiran mengenai keamanan berolahraga untuk pengidap tekanan darah tinggi mencuat menyusul wafatnya legenda bulu tangkis nasional Markis Kido usai berlatih di GOR Petrolin, Tangerang, pada Senin (14/6). Orang dengan riwayat hipertensi sebetulnya aman melakukan olahraga bulu tangkis, namun ada syaratnya.
"Untuk hipertensi yang terkontrol sebenarnya tidak apa apa, artinya terkontrol itu stabil normal dengan obat," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh dr Vito A Damay kepada Antara melalui pesan elektroniknya, dikutip Kamis.
Hanya saja, terkadang penyandang hipertensi tak sadar penyakitnya sudah menyebabkan komplikasi, seperti penebalan jantung atau pembengkakan jantung. Untuk itu, Vito mengingatkan pentingnya pemeriksaan di organ target komplikasi hipertensi seperti dengan Elektrokardiogram (EKG), foto x-ray atau echo, pengecekan laboratorium fungsi ginjal, kolesterol, serta gula darah, dan pemeriksaan saraf mata.
Selain itu, orang dengan hipertensi dan pada umumnya juga perlu menjaga detak jantung maksimal agar tahu olahraga yang dilakukan memenuhi tujuan atau tidak, terutama untuk meningkatkan kesehatan jantung. Cara menghitungnya, yakni 220 dikurangi usia lalu dikali 60-70 persen untuk mendapatkan kisaran target detak jantung intensitas sedang.