Gagasan bahwa vaksin dapat memengaruhi siklus wanita sulit dijelaskan dari sudut pandang biologis, menurut profesor kebidanan dan ginekologi di Baylor College of Medicine di Texas, Mark Turrentine, MD. Dr Turrentine juga menunjukkan bahwa pendarahan vagina yang tidak biasa, bukanlah efek samping yang dilaporkan dalam uji klinis dari produsen vaksin.
“Tidak ada efek samping skala besar mengenai perdarahan menstruasi yang tidak teratur telah dicatat sampai saat ini,” kata Turrentine.
Pakar kesehatan wanita Jennifer Wider, MD mengatakan, tidak ada data yang cukup untuk menunjukkan bahwa vaksin dapat memengaruhi siklus menstruasi. "Bisakah vaksin berinteraksi dengan hormon tubuh atau ada faktor lain yang berperan seperti stres? Itu masih harus dilihat," katanya.
Lalu, jika menstruasi berubah setelah divaksinasi, para ahli menyarankan untuk tidak panik. Meskipun kejadian tersebut bisa menjadi salah satu dari hal-hal yang dapat terjadi setelah vaksin, itu juga mungkin merupakan tanda dari sesuatu yang terjadi yang muncul secara kebetulan setelah divaksinasi. Jika perubahan yang tidak dapat dijelaskan berlanjut, periksakanlah dengan dokter.
"Meskipun perubahan menstruasi dapat disebabkan oleh vaksinasi Covid-19, selalu lebih baik untuk mendiskusikan situasinya dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk menjalani evaluasi dan tes tertentu, seperti pemeriksaan ginekologi atau USG panggul," kata Dr. Bachmann.