REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda mungkin pernah mendengar tentang kontes minum air yang digelar oleh sebuah stasiun radio di Amerika Serikat pada 2007 yang menyebabkan kematian seorang wanita bernama Jennifer Strange. Strange menderita hiponatremia atau keracunan air akut.
Dia minum air selama hampir tiga jam tanpa buang air kecil selama kontes 12 Januari 2007. Strange meninggal dunia karena keracunan air.
Kasus itu membuat banyak orang menyadari ada hal seperti keracunan air dan hiponatremia, suatu kondisi yang terjadi ketika konsentrasi natrium dalam darah sangat rendah. Natrium adalah elektrolit yang membantu mengatur jumlah air yang ada di dalam dan di sekitar sel Anda.
Pada hiponatremia, satu atau lebih faktor, mulai dari kondisi medis yang mendasari hingga minum terlalu banyak air, menyebabkan natrium dalam tubuh Anda menjadi encer. Ketika ini terjadi, kadar air tubuh Anda meningkat dan sel-sel Anda mulai membengkak.
"Pembengkakan ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa," kata situs Mayo Clinic, seperti dilansir di laman Times Now News, Kamis (3/6).
Natrium memainkan peran kunci dalam tubuh Anda. Ini membantu menjaga tekanan darah normal, mendukung kerja saraf dan otot Anda, dan mengatur keseimbangan cairan tubuh Anda. Tingkat natrium darah normal adalah antara 135 dan 145 miliekuivalen per liter (mEq/L).
Hiponatremia terjadi ketika natrium dalam darah Anda turun di bawah 135 mEq/L. Mayo Clinic, akademi sains, teknik, dan kedokteran nasional AS telah menetapkan asupan cairan harian yang memadai adalah sekitar 15,5 cangkir (3,7 liter) cairan sehari untuk pria. Sekitar 11,5 cangkir (2,7 liter) cairan sehari untuk wanita.
Rekomendasi ini mencakup cairan dari air, minuman lain, dan makanan. Sekitar 20 persen asupan cairan harian biasanya berasal dari makanan dan sisanya dari minuman.
Pada dasarnya, dengarkan tubuh Anda. Minumlah saat Anda merasa haus. Berhentilah ketika tubuh Anda memberi tahu Anda sudah cukup.