REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan yang kaya asam lemak omega-3 diyakini menyimpan manfaat luar biasa untuk kesehatan jantung, sehingga beberapa orang rutin mengonsumsi suplemen tersebut. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa tidak semua suplemen omega-3 memberikan manfaat kesehatan bagi jantung.
National Institutes of Health merinci, ada tiga jenis utama asam lemak omega-3 yaitu asam alfa-linolenat (ALA), asam docosahexaenoic (DHA), dan asam eicosapentaenoic (EPA). ALA ditemukan terutama pada minyak nabati yang terbuat dari kanola, biji rami dan kedelai. Sedangkan DHA dan EPA ditemukan pada ikan dan makanan laut lainnya.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dosis tinggi EPA berkontribusi mengurangi risiko kejadian kardiovaskular utama seperti serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Namun, hasil uji klinis yang diterbitkan baru-baru ini menemukan, mereka yang mengonsumsi suplemen yang mengandung kombinasi DHA dan EPA tetap berisiko tinggi mengalami serangan jantung. Hasil studi itu dipresentasikan pada konferensi virtual 2021 American College of Cardiology.
Jadi, meskipun kadar EPA dalam darah peserta tinggi, peningkatan kadar DHA tampaknya membatalkan manfaat EPA. "Banyak dokter menyarankan konsumsi suplemen omega-3 demi kebaikan jantung, tetapi penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa sains tidak benar-benar mendukung hal ini," kata peneliti utama Viet T Le seperti dilansir dari laman Eat This, Selasa (25/5).
"Temuan kami menunjukkan bahwa tidak semua omega-3 bermanfaat. Gabungan EPA dan DHA seperti yang sering ada dalam suplemen, dapat membatalkan manfaat yang diharapkan pasien dan dokter mereka untuk dicapai,” tambah dia.
Alih-alih mengonsumsi suplemen khusus EPA, Anda lebih disarankan mengonsumsi makanan yang secara alami mengandung EPA seperti salmon, sarden kaleng dan kerang.