Kamis 24 Aug 2023 22:29 WIB

Hanya 2 dari 10 Anak Indonesia yang Tercukupi Asupan Omega 3 dan 6

Kekurangan Omega 3 dan 6 pada anak menimbulkan beberapa masalah kesehatan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Pentingnya omega 3  bagi perkembangan otak anak. Sayangnya, hanya hanya dua dari 10 anak Indonesia yang tercukupi asupan Omega 3 dan 6.
Foto: Republika
Pentingnya omega 3 bagi perkembangan otak anak. Sayangnya, hanya hanya dua dari 10 anak Indonesia yang tercukupi asupan Omega 3 dan 6.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asupan nutrisi yang optimal sangat penting bagi masa depan anak-anak. Salah satu sumber gizi yang baik untuk anak-anak, yaitu omega 3 dan 6. 

Sayangnya, hanya dua dari 10 anak Indonesia yang tercukupi asupan omega 3 dan 6. Padahal, menurut pakar teknologi pangan Prof Dr Ir Made Astawan MS, anak-anak tentunya adalah generasi emas nantinya.

Baca Juga

“Kita akan mencapai bonus demografi 2030, jangan sampai cuma jumlah penduduk nambah tapi tidak berguna. Harus punya daya kompetitif,” kata Prof Made dalam acara bersama BlueBand di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Prof Made mengatakan asupan ini adalah suatu asam lemak yang ada di bahan pangan, baik dari hewani maupun nabati. Pada omega 3, ada tiga kandungan penting, seperti EPA, DHA dan ALA. 

Mengonsumsi omega 3 dan omega 6 perlu seimbang, jangan ada yang terlalu berlebihan. Kendati boleh omega 3 lebih banyak dari omega 6.

Prof Made mengatakan dampak kekurangan omega 3 bisa meliputi masalah perkembangan otak, konsentrasi, dan daya ingat. Kemudian masalah keterampilan motorik dan fisik. 

Ketiga, masalah penglihatan, sehingga asupan ini sangat penting untuk penglihatan. Lalu masalah mood swing hingga menghambat perkembangan sel otak.

Prof Made mengatakan, setiap anak lahir dengan satu miliar sel neuron, namun tidak semuanya berfungsi untuk kecerdasan otak. Untuk memiliki anak cerdas atau tidak, itu bisa dirancang sejak dalam kandungan. Misalnya, memperhatikan menu makanan ibu hamil dan asupan anak sampai usia lima tahun. Kemudian baru perhatikan faktor latihan, stimulasi, maupun pendidikan anak. 

Kecukupan gizi pada anak juga dapat terlihat di kemudian hari. Contohnya di usia 40 sampai 50 tahun, yang ternyata bisa dilihat kembali pada pola makan saat balita. Misalnya, ketika dewasa ada risiko kardiovaskular. Berikutnya dampak terhadap daya tahan tubuh, rentan infeksi, sehingga anak kurang gizi berbahaya karena sedikit-sedikit bisa sakit, demam, batuk yang merupaakn morbiditas tinggi.

“Konsumsi asupan Indonesia yang rendah ada perbandingan dengan indeks daya saing kita nomor 50. Jepang nomor enam dan Amerika nomor dua. Umur harapan hidup kita juga lebih rendah, 70 tahun,” kata dia.

Sumber Omega 3 bisa berasal dari ikan, seperti kembung, salmon, makarel, sarden dan biji-bijian. Kemudian Omega 6 seperti dari sumber makanan nabati. “Kalau kurang maksimal, bisa ditambah dari alternatif sumber industri makanan fortifikasi,” kata Prof Made.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement