Jumat 14 May 2021 23:32 WIB

Bukan Hanya Obat, Ini Perlu Dilakukan Hindari Serangan Asma

Serangan asma terjadi karena ada pencetusnya.

Asma pada anak (Ilustrasi)
Asma pada anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak cara dilakukan untuk menghindari asma. Anggota UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr Bambang Supriyatno menyatakan bahwa menghindari pencetus terjadinya serangan asma merupakan hal utama selain obat.

"Serangan asma terjadi karena ada pencetusnya. Obat asma itu hanya nomor sekian, nomor satunya adalah menghindari pencetusnya, yaitu asap, debu, dan makanan tertentu," ujar Prof Bambang dalam temu media terkait Hari Asma Sedunia tahun 2021.

Baca Juga

Ia menambahkan obat semprot atau hisap diberikan untuk mencegah supaya asma tidak timbul. Obat asma tidak memiliki efek ketergantungan.

"Jadi, menghindari pencetus asma merupakan kunci utama," ucapnya.

Ia mengatakan asma bukan penyakit menular. Anak yang menyandang asma tidak boleh dikucilkan.

"Anak asma dapat berprestasi, tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi genetik orang tuanya asal bisa menghilangkan mitos yang ada," ucapnya.

Bambang mengemukakan para orang tua wajib curiga jika anak mengalami batuk pada malam hari secara berulang."Pada anak-anak juga ada alergi yang biasanya terlihat pada pipinya merah-merah atau dermatis atopi, hati-hati ini besarnya nanti dia bisa potensi terkena asma," katanya.

ambang mengatakan penyakit asma termasuk kategori penyakit penyerta atau komorbid yang patut diwaspadai apabila terpapar COVID-19. Namun, lanjut dia, setiap individu yang mengidap penyakit asma yang terkontrol, tidak akan terlalu berpengaruh buruk apabila terpapar COVID-19.

"Kalau asmanya terkontrol tidak terlalu banyak pengaruhnya terhadap COVID-19," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement