Dari studi mengenai penduduk Pemja, diketahui bahwa waktu duduk mereka cukup lama, namun mengintegrasikan lebih banyak gerakan ke dalam rutinitas harian. Semakin banyak seseorang duduk, semakin banyak pula waktu yang sebaiknya dia alokasikan untuk bangkit dan bergerak.
Studi terpisah American Council on Exercise dirancang untuk menentukan seberapa banyak aktivitas yang diperlukan, dan seberapa sering seseorang perlu jeda dari duduk. Studi melibatkan 13 lelaki dan perempuan paruh baya yang biasanya duduk enam jam per hari tanpa melakukan olahraga terstruktur.
Mereka jeda dari duduk dengan berjalan-jalan singkat, mencuci piring, melipat cucian, atau berbicara di telepon sambil berdiri. Usai delapan pekan jeda dari duduk lima menit setiap jam, tercatat sejumlah manfaat.
Kolesterol baik dalam tubuh peserta rata-rata meningkat 21 persen, trigliserida turun 24 persen, dan glukosa darah turun delapan persen. Beristirahat dari duduk sebanyak 10 menit setiap dua jam menghasilkan manfaat yang hampir sama.
Alih-alih hanya duduk sepanjang waktu, seseorang perlu mengembangkan lebih banyak kebiasaan bugar. Jika duduk selama delapan sampai 10 jam per hari, dibutuhkan 30-40 menit olahraga sedang hingga berat setiap hari untuk melawan efek negatif kesehatan.
Caranya, bisa melakukan latihan aerobik, yoga, latihan ketahanan, atau rutinitas fisik apapun. Berolahraga di luar ruangan memberikan manfaat bonus karena membuat seseorang merasa lebih bahagia dan tidak terlalu kesepian.