Rabu 21 Apr 2021 14:13 WIB

Waspadai Risiko Tidur Terlalu Sedikit pada Usia 50-an

Durasi tidur yang singkat merupakan faktor tunggal dalam peningkatan risiko demensia.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Demensia
Foto: pixabay
Ilustrasi Demensia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang berusia di atas 50 tahun perlu lebih memperhatikan kecukupan tidur mereka di malam hari. Durasi tidur yang terlalu sedikit di rentang usia ini dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia di masa mendatang.

Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari University of Paris melalui jurnal Nature Communications. Studi yang mereka lakukan melibatkan hampir 8.000 warga Inggris selama 25 tahun.

Hasil studi menunjukkan bahwa individu berusia di atas 50 tahun yang secara konsisten memiliki durasi tidur malam enam jam atau lebih sedikit mengalami peningkatan risiko terhadap demensia di usia tua. Peningkatan risiko demensia ini tercatat sekitar 30 persen.

Durasi tidur yang singkat merupakan faktor tunggal dalam peningkatan risiko ini. Peningkatan risiko tetap terjadi pada mereka yang memiliki durasi tidur malam singkat, terlepas dari ada atau tidaknya faktor risiko lain yang menyertai seperti masalah jantung, pola makan yang buruk, kesehatan mental yang kurang baik, atau kebiasaan merokok.

Seperti dilansir NewDaily, peneliti mengungkapkan bahwa studi ini belum bisa menjadi bukti bahwa kurang tidur merpakan penyebab demensia. Akan tetapi, studi ini memberikan bukti bahwa kurang tidur yang konsisten dapat berkontribusi terhadap terjadinya gangguan otak seperti demensia.

"Ini memperkuat bukti bahwa kurang tidur di usia paruh baya dapat (berkontribusi) dalam terjadinya demensia atau perburukannya di usia lanjut," jelas Elizabeth Coulthard dari University of Bristol yang tak terlibat dalam studi ini, seperti dilansir New Atlas.

Demensia merupakan sindrom di mana terjadi penurunan daya ingat...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement